31.12.15

2016. Resolusi (lagi)

31st December 2015; 1.13 am

23 hours to go for all brand new 2016.

2015: a year when I pretty much got my first experience in a lot of things. First business, first kiss, first year of college, first time driving car.

Dari tahun ke tahun, mungkin di tahun ini gue merasa jauh lebih sadar. Awal 2015, gue adalah anak yang sangat positif. Gue merasa bisa mendapatkan orang yang gue suka dengan shows more affection, bisnis dapat berjalan dengan lancar, things will be whatsoever better.

Di akhir tahun 2015, gue gak berubah jadi anak yang sangat negatif sih. Mungkin wording yang lebih tepat adalah, gue jauh lebih realistis dari dulu. Pembanding yang sangat tepat ini adalah, Resolusi gue di 2015.

Resolusi buat 2015.
1. Koneksi jadi semakin lebih luas. Semakin bisa ngobrol, semakin bisa ngelucu yang gak jayus. 
2. Dapet cewe yang emang pas buat gue. 
3. 60% extrovert, 40% introvert.  
4. Big Plan berjalan sesuai rencana. 
5. At the end of 2015, kalo gue ditanya dari skala 1-10 seberapa seneng gue menjalani tahun 2015, gue bakal jawab diatas 8. 
6. Bisa pake bahasa inggris gue dengan lebih lancar dan lebih bagus. 
7. Mau nabung, dan hidup lebih irit. 
8. Masih jadi penulisjournal. 
9. Resolusi 2015 berhasil. 
10. Udah.
Koneksi gue tentunya semakin luas, gue agak stuck dengan ngobrolin hal yang bersifat basa-basi karena itu emang bukan gue banget.

Thank God karena udah memberikan gue, seseorang yang bisa ngajarin gue apa itu two-sided love, a caring loving person, despite all of her weaknesses and quirkiness.

Gue hanya bisa extrovert di depan orang yang emang close enough dengan gue. Well, for the record I still enjoy being an introvert.

Bisnis 'Big Plan' gue terwujud, meskipun gak end up the way I want. But sure, 2016 will be great af. #beingoptimist

Inggris gue lancar (Resolusi apa ini...), gue irit dan pelit, still a penulisjournal.

So based on 10 points of resolution, my happiness meter for 2015 is 7.8/10.

Dan inilah, resolusi gue buat 2016
1. Bertemu dengan banyak orang-orang menarik yang bisa mengajarkan gue hal baru yang membawa manfaat buat hidup gue.
2. Hoping for 'It' to work out.
3. Fit, healthy lifestyle. Gonna workout at least 3 times a week.
4. Attending or working on a Charity event.
5. Re-build my business, and find a lot more passion to work on.
6. Post something for public entertainment (?)
7. For my Instagram page to be filled with great pictures.
8. Study even harder, keep myself motivated.
9. Menemukan hobi baru.
10. Udah.
2015; 1.41 am,
Penulisjournal.

25.12.15

jawabin question penting


mentioning*

Kemampuan dia dalam memberikan direction di jalan itu sangat buruk. Kalau nunjukin jalan gak bisa bedain kiri sama kanan (Nah, gawat banget kan). Ngomong arahnya ke kanan, eh jarinya malah nunjuk ke kiri. Mungkin kalau dia dijadiin aplikasi Maps baru di Play Store, ratingnya paling sekitar 3.5/10.

Sebenernya sudah menjadi rahasia umum lah kalo cewek sering nabrak sesuatu. Dia juga bukan pengecualian, sering banget lah nabrak barang, saking seringnya mungkin udah bisa dijadiin hobi. Dalam sehari bisa nabrak 7-8 kali. Apa aja bakal ditabrak, entah itu kursi, tiang, badan orang, pinggiran meja, ataupun spion mobil.

Suara dia fales maksimal, kalau dia gue ikutsertakan kontes buta nada pasti juara 1. Setiap dia nyanyi, rasanya tuh kayak ada nyamuk di mobil... Tapi gak ilang-ilang.

Orangnya sabar banget, bener-bener sabar. Gue tinggal tidur, ditungguin. Gue tinggal main get rich, ditungguin. Gue orangnya emosian dan moody banget, tapi kenapa dia masih bisa tahan gue juga gak ngerti. (Thankyou ya.)

Anaknya gak suka balesin chat bokap nyokapnya, padahal dia ngerti kalo uang di dompet dia masih disubsidi dari bokap nyokapnya. Emang anak sekarang tuh gak tau diri.

Down to earth, makan pinggiran tacu, naik motor tacu. Jarang loh ada cewek sekarang yang mau diajak kayak gitu. Tapi jiwa hedonnya juga gak kalah sih, beli baju 400 ribu tacu, makan all you can eat tacu banget.

Suka banget meluk-meluk gajelas. Gue lagi nyantai, dipeluk. Lagi makan, dipeluk. Lagi nyetir, dipeluk. Ya sebenernya... gapapa sih, yang penting jangan meluk yang lain aja selain gue.

Sayang banget sama kamu. Semoga kita bisa terus sama-sama ya, paling enggak sampe tahun depan dulu lah. Gausah yang muluk-muluk sampe tua, bullshit itu. (Tapi kalo bisa, kenapa enggak hehe)



Lop.
Penulisjournal.

17.12.15

1/8

Blog ini udah gak gue bongkar lagi sejak akhir bulan lalu, karena pada bulan ini gue baru saja sibuk-sibuknya belajar buat UAS.

Sebenernya... gak belajar sih. Mungkin lebih tepatnya, bikin contekan buat UAS.*

Saat hari terakhir UAS, kelas gue melakukan ritual foto kelas dan here it is.





Gue bukanlah anak yang bodoh tapi mau gak mau gue musti mencari cara buat nyontek karena tebel materi ujiannya udah saingan sama Alkitab. In short, gue sama sekali bukan orang bodoh, hanya gue adalah seorang yang pemalas profesional.

Before test

Hari ini adalah hari pertama liburan gue sampai pertengahan Februari nanti. Entah apa yang bakal gue kerjakan dalam libur hampir 2 bulan ini. Satu hal yang gue sangat senangi adalah paling tidak di musim hujan yang sangat pw buat nempel di kasur, gue gak harus bangun pagi.

Anyway cara mencontek gue adalah seperti ini:

1. Siapkan materi ujian

2. Buka salah satu lagu, pilih lyrics, copy paste. 
Sync lagu ke iPod.

Cari lagunya... bukan 'liriknya.' 
Cum Laude.

Anyway, gue suka banget sama lagu barunya PSY yang berjudul DADDY. Meskipun kayak Gangnam Style part 4, tapi gue sangat suka beat lagunya yang catchy, konsep MVnya dan CL yang super cakep.

Also, there's Pop Danthology 2015. Which a really great mashup to listen to.

For now, kerjaan gue adalah mencoba mencari kesibukan dan mungkin make something out of it.

IP 4 amin,
Penulisjournal.

29.11.15

what time is it

November 29th, 3.05 am.

Baru aja gue bangun dari tidur terlama dalam hidup gue. Dari jam 7.15 sampai jam 11.45. Tepat 4,5 jam.

Dan kabarnya hari ini ada gempa sesaat. And I missed it. Well, kesimpulan yang gue dapet adalah mungkin ketika nanti ada gempa lagi dan gue sedang tidur... Gue baru akan terbangun karena ketimpa lemari.

Motivasi menulis jam segini adalah ketidakbisaan gue untuk kembali ke dunia mimpi. Dan seharusnya perut ini paling tidak perlu membakar sesuatu sebelum tidur. Tapi sayangnya mbak gue udah tidur dan gue gak tau box indomie ditaro dimana.

Akhirnya gue memutuskan untuk main game yang 'sempat' membuat gue lupa akan UTS. Game terseru abad 21. Line Ranger. Dan game itu sukses membuang 1 jam dari waktu gue, tapi masih belum cukup lama untuk membuat rasa ngantuk itu kembali muncul.

Setelah bosan gue mencari makanan di kulkas dan menemukan sisa 2 coklat Ferrero. Tentu saja gue makan dan gue masih tetap laper.

Pas balik ke kamar, ambil HP dan buka Line. Temen kuliah ternyata udah gak bales Line gue, jadi gue sekarang sedang terdiam sambil mendengarkan suara hujan yang turun secara perlahan.

Besok pagi gue akan pergi gereja... Dalam 3 jam gue akan kembali bangun. Hal ini membuat gue agak sedikit ragu untuk tidur lagi.

Anyway some songs that I actually enjoy listening to at this moment of silence.
Writing's On The Wall and Sorry.

Also, I wonder what will my Christmas be this year. As last year's tentu akan sangat berbeda dengan tahun ini. I hope I could spend the last month of 2015 with things that will be heavily missed when I look back one day.

Nvmbr,
Penulisjournal.

23.11.15

#facts

- I often switch my POVs, from mine to others, so I can sorta guess what others may think of me.
- Like any songs that has meaningful lyrics, also EDM songs that has a good beats.
- My personal favorite jokes comes from sarcasm, or 'You-need-to-be-smart-enough-to-get-it' jokes.
- Can't lie, because a good liar would convince others that he's honest enough not to tell lies.
- Make unthinkable bluff when I lie. Even sometimes I praised myself for my own bluff.

- Negative thinker. Always see a situation from it's worst-possible case.
- Always pay attention to little details, and also try to find hidden meanings behind it.
- Don't enjoy korean foods as much as I enjoy their reality shows, songs, and dramas.
- Perfectionism.
- Enjoy getting new words that I haven't know.

- I sleep using eye cover since I was 15.
- My preferences for a perfect girl is smart, good-looking eyes, and brave.
- I'm bad at teaching people how to do something.
- My hobbies are usually for girls. Writing, knitting, playing guitar.
- Hate self-centered people. The one that never think of other people's life.

- I often forget to drink water after having a meal.
- Sometimes I sleep without putting any clothes on.
- My bedroom are messy, but I know where I put all my belongings.
- Never spill a single grain of rice on finishing my foods.
- Once I love someone, I love her like crazy.

- But I'm a shy guy when it comes to love.
- I had a commitment not going out with anybody except I can afford things for myself.
- I can't really trust people. Even my mom.
- My typical friend is someone who got the same mindset as mine.
- Not making friends with someone I'm uncomfortable with.

Penulisjournal.

4.11.15

long time no speak



Why should I think about you?
Sure a glimpse of me rarely crossed your mind.

But still, sometimes I think of you.
Okay, it's a lie. I do think of you, a lot.

Well, as far as I can remember, you never actually left my heart.
A piece of you always stay, no matter how little it is.

Maybe you've gone, maybe you had forgotten all things that we did together.
But I'm here for you, if you ever get left behind. I'll wait like a fool, if you ever changed your mind.

"Celakanya hanya kaulah yang benar-benar aku tunggu. Hanya kaulah yang benar-benar memahamiku."

good for your ear

#currentfavsong (Meskipun judulnya sangat terdengar alay. Tapi lagu dan isi lagunya terdengar 180 derajat)

Yovie & Nuno
1. Lebih Dekat Denganmu
2. Dia Milikku
3. Tanpa Cinta
4. Bunga Jiwaku
5. Menjaga Hati

Sheila on 7
1. Seberapa Pantas
2. J.A.P.
3. Anugrah Terindah Yang Pernah Kumiliki
4. Melompat Lebih Tinggi
5. Pejantan Tangguh

RAN
1. Pandangan Pertama
2. Ratu Lebah
3. Tunjukkan Cintamu
4. Jadi Gila
5. Hanya Untukmu

22.10.15

police thief

Ketika gue masih SD kelas 1, gue adalah anak yang sangat pendek, kontet, kurus, mirip kayak tulang berjalan. Gue gak seperti teman-teman lainnya yang punya tenaga untuk melakukan hal-hal yang memerlukan otot. Badan gue sangat enteng, jadi satu-satunya kelebihan yang gue miliki hanyalah... bisa lari.

Lari. Dulu gue adalah pelari tercepat ke 2 di SD gue (Memang sangat bukan prestise yang patut dibanggakan), sementara yang nomor 1 namanya Ryan. (Ok, namanya emang gak penting untuk disebut).

Tapi kalau diingat lagi, emang semua yang dilakukan saat SD memang gak penting. Kehidupan anak SD saat istirahat kalau gak makan... ya lari. Uang jajan gue dulu cuman Rp2.000 - Rp5.000, gue berharap bisa beli apa dengan duit segitu, dan lagi, budaya 'Anak-pinter-itu-rajin-menabung' udah menghipnotis hidup gue. Jadi supaya duit bisa ditabung, gue menyibukkan diri dengan berlari.

Naik kelas 5 SD, akhirnya lari itu di upgrade, larinya gak sekedar lari, tapi larinya ngejer satu benda berbentuk bundar bernama bola (plastik). Duit goceng mulai gak ditabung, dipake buat beli bola. Setiap hari seusai main, bola diumpetin di lapangan, besoknya hilang, dan kita beli lagi. (Belakangan gue baru tahu, yang ngambilin bola adalah yang jual juga. Kan kampret.)

Hidup itu selalu di upgrade, dari lari, jadi lari rebutan bola. Dari rebutan bola, jadi rebutan cewek.

Anyway, buat anak yang gak berbakat main bola, ada kesempatan untuk tetap menjadi gaul di permainan lain. Game sengkat kaki, sama polisi maling (baca: polmal).

Dulu gue suka banget sama game sengkat, tiap pagi sebelum masuk kelas pasti main game ini. Tapi sejak ada tragedi 'temen-mau-nyengkat-kaki-temen-malah-kena-kaki-meja' dan kakinya jadi memar. Gue tobat main game ini.

Favorit kedua gue adalah polmal. Bukan karena cita-cita gue pas SD jadi polisi, tapi karena, game polmal ini cukup universal. Cewek biasanya masih mau diajak main game ini. (Karena kalo main sengkat, roknya bisa kemana-mana.) Sebenernya buat cowok-cowok, ini adalah satu-satunya game yang memberikan kesempatan untuk melakukan atau mendapatkan kontak fisik dari cewek. (Kalau dipikir lagi, sebenernya dulu cewek belum ada yang menarik sih, belum jadi 'cewek'.) Tapi, seru aja.

*Post ini dibuat saat gue besok akan menghadapi UTS kuliah dengan mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi, dan gue malah (dengan bodohnya) ngetik tulisan ini karena secara gak sengaja ngomong sendiri di kamar mengingat masa lalu.

Lari, lari, lari.
Penulisjournal.

7.10.15

AKB

Post ini gue dedikasikan buat Andika Kangen Band. Bukan, gue bukan fans Andika. Tapi thanks banget udah bikin gue ketawa.

Jadi cerita awal gue mulai search si Andika, karena pacar temen gue cerita kalau dia pernah ngefans sama Andika pas masih SMP (Karena itu masa alay, gue memaklumi). Dan berhubung gue orangnya sangat gampang penasaran. Akhirnya gue search deh di Youtube. 'Andika Kangen Band'.

Gue sebenernya gak tau apa yang terjadi sampe Andika sering banget dikatain orang-orang, karena beberapa hal yang gue tau tentang orang ini adalah dia pernah dipenjara, muka dia mirip Sasuke kw 3, dan salah satu lagu dia berjudul 'Yolanda' yang gak sengaja dan mau gak mau musti gue dengerin karena lagi ngantri bayar di Carrefour.

Nah, balik lagi ke Andika yang gue search di YouTube. Ketemu deh sama video Yolanda, akhirnya gue klik dan dengerin lagunya. "Wah, lumayan juga kok gak abang-abang banget". Terus gue swipe ke bawah, dan ini yang bikin gue ketawa.

Muka Andika..

Rambut Andika.

Double kill.

Suara Andika.

Suara vokalis baru kangen band.

Gue gak tau pas gue baca komen-komennya, gue bener-bener ketawa. Dan gue makin ngerasa wtf pas gue tau kalo ternyata Andika pernah punya 4 istri, dan 3 kali masuk penjara. (Istrinya mungkin mau karena image-nya yang terlalu 'bad boy', biasalah, cewe kan suka cowok nakal kayak Sasuke).

Coba bayangin. Lu nikah sama orang yang badannya ceking, muka tukang copet, rambut sapu, dengan suara mirip knalpot bajaj. Kok... bisa mau???

Tapi sekarang ini Andika udah tobat, gak ngobat lagi, dan beratnya naik dari 45 kg jadi 78 kg. Dia juga keluar dari band alaynya dan jadi produser dangdut. Tapi dari semua itu, yang paling bikin gue terharu adalah....

Dia akhirnya potong rambut,
Penulisjournal.

26.9.15

lost

Gue gak pernah berharap gue akan menulis post ini.
Gue gak pernah berharap saat gue berkata 'Selamat tinggal', berarti lu akan benar-benar meninggalkan kita.

This post was made for a lost brother. (25 September 2015)

Kita pernah janji, suatu saat kita akan ketemu lagi, and when it happens both of us will already be on top. Sadly, janji itu mungkin gak bisa kita tepati. Karena lu udah terlalu cepat berada di atas sana.

Gue merasa hampa dan sedih banget saat tau lu udah gak ada. Berita duka yang gue baca sore itu terasa bohong dan mustahil. Bahkan, gue gak pengen percaya apa yang udah terjadi.

Gue mendadak teringat semua kelakuan konyol kita. Saat SMP, gue dan temen lain nginep di rumah lu dan main PS2 jam 4 subuh, lalu main gitar di sekolah, dan perform band kita di acara akhir tahun. Menurut gue, semua itu baru awal dari perkenalan kita. Masih banyak yang belum kita lakuin bareng dengan temen-temen yang lain.

Ngomong-ngomong soal SMP, thank you banget udah membantu gue mengisi cerita untuk setiap post yang ada di awal blog ini. Mungkin lu gak tau, bahwa gue merasa sangat seneng ketika gue masuk ke kelompok buatan lu. Kelompok cupu kita emang gak keren, apalagi populer. Isinya cuman anak-anak yang aneh dan pendiem. Tapi, gue sangat bangga punya kelompok yang bisa diajak jalan bareng, tempat gue bisa jadi gue sendiri, bahkan sampai kita lulus SMA, dan mulai kuliah.

Ketika kuliah, gue tahu lu akan pergi jauh. Kita gak akan sedeket dulu lagi, kita emang udah punya pemikiran masing-masing yang kadang udah gak gitu nyambung. Saat lu boarding dan gue gak bisa anterin. Gue sempet berpikir, 'Nanti juga bisa ketemu lagi. Begitu gue punya uang sendiri, gue akan beli tiket dan nginep gratis disana.'

Meskipun ternyata sekarang lu pindah terlalu jauh dan sulit untuk dijangkau. Begitu waktunya tiba, gue akan nyusul lu juga, ketika gue sudah on top kayak lu dan memiliki semua yang gue inginkan.

Anyway, thanks karena lu selalu support gue buat sama Juventus, meskipun gue tahu itu gak mungkin. Dan tentang rasa suka lu buat dia, walaupun we both know it's unrequited, lu masih sering berusaha dan gue sangat salut sama lu.

Thank you udah ajarin gue gitar, dan skill gue emang gak pernah berkembang setelah lu pergi. Gitu-gitu aja. Gue berharap nanti lu masih inget dan mau ajarin gue. Karena gue yakin, lu akan terkenal banget disana, jadi salah satu orang yang membuat suasana di sana bahagia dan seru dengan petikan gitar lu.

Gue gak bisa menulis dengan baik sekarang, maaf kalo lu baca ini dan tulisan ini terasa agak off. Gue hanya merasa sekarang ini agak sulit untuk berpikir dengan baik. Tapi, gue harap lu tau, kalau keberadaan lu di hidup gue sangat membantu gue. You were a friend, and a brother to me.

Knowing that, you're gone now. It does feel different.

Echte Liebe,
Penulisjournal.

23.9.15

getting high

Rabu lalu, gue baru minum-minum lagi, bahkan dengan orang-orang yang baru gue kenal, gue mempelajari gaya-gaya favorit cewek saat mabok.

Biasanya ini fase awal, cewek yang suka banget ngomong akan semakin suka ngomong, lalu lama-kelamaan, mereka mulai meningkatkan volume suara dan memulai... gaya teriak-teriak.

Sambil dengerin musik keras dan dubs-dubs, cewek akan menaik-turunkan kepalanya mengikuti beat musiknya, terkadang bisa dari skala yang santai sampe yang sangat kuat. Gue menyebut gaya ini, gaya 'Heads up and down, party hard.'

Setelah minum kebanyakan, mereka bakal mulai mengeluarkan gaya 'Gua-mau-ke-WC'. Biasanya dengan sok kuat, mereka akan berjalan sendiri sambil megang benda apapun di sekitar mereka. Gaya 'Gua-mau-ke-WC' biasanya dikombinasikan dengan satu gaya yang sering banget ngerepotin kaum non-mabok. Which is, gaya jatoh secara ngagetin.

Kalau udah sukses balik dari WC (setelah jatoh berkali-kali), mereka akan melakukan sebuah gaya final, yaitu gaya tidur dimana aja. Biasanya mau gak mau, cewek jenis ini akan merepotkan temannya sampe harus digotong bersama ke mobil.

Burp,
Penulisjournal.

3.9.15

Terminal Pluit

Bus Transjakarta. Transportasi umum berwarna oranye, seharga 4.000 rupiah yang jadi sering gue pakai semenjak masuk kuliah.

Kenek mirip Doraemon
Karena gue gak adalah anak bodoh yang gak tahu jalan, gak bisa baca peta, dan gak punya insting supir yang baik. Akhirnya dengan kendaraan ini gue pergi ke Univ.

Tapi...

Menyesuaikan harganya yang murah, kualitas bus ini juga kadang murahan.

Jarang-jarang halte bisa sesepi ini...

Biar gue kasih lu gambaran, kehidupan anak Untar yang pulang jam 3 siang naik busway.

Diantara 24 jam dalam 1 hari, matahari itu paling panas jam 1-3 siang, dan panas itu tentunya memicu keringat untuk keluar. Jam 3, kebanyakan semua karyawan lagi pada cari makan, jadi kesimpulannya busway padat penumpang, desak-desakan, bau keringet, dan karena kualitas bus yang tidak mendukung. ACnya rusak. Gak perlu gue jelaskan lebih lanjut, kondisinya sedikit kurang agak mirip dengan sauna.

Lalu gue mencari nomor gubernur Jakarta, dan gue sms untuk laporin ketidaklogisan temperatur busway ini. Karena gue yakin, Pak Ahok pasti gak pernah naik busway jam 3 siang.

Lalu, setelah 5 hari naik bus maksiat ini, hati gue menjerit, gue udah gak sanggup lagi... (Dramatis)

Pemandangan sehari-hari
Akhirnya, gue belajar jalan ke Univ, dengan motor.

Positifnya, gue bisa pulang pergi dengan gampang. Negatifnya, bensin jadi berkurang lebih cepat, bukan karena jauh, tapi karena gue, bahkan sampai hari ini masih sering nyasar.

Terimakasih Untar, moral of the story: Jadi orang... jangan bego-bego amet.
Penulisjournal.

19.8.15

jatuh hati

Suka sama kamu itu, berawal dari 0%. Setiap kali jalan, makan, nonton, angka persen itu perlahan meningkat.

Rasanya pertama kali menggengam erat tangan kamu, pelukan pertama kita, ketika kamu merebahkan kepala kamu di pundak aku. Gak perlu panjang lebar, aku tahu aku sayang sama kamu.

Kamu yang sering buat aku khawatir, lalu senang, hidupku terasa sangat bahagia dan berwarna karena kehadiran kamu di hidup aku.

Aku gak bisa berpuisi, dan menulis kata-kata indah.Yang aku bisa hanya memberikan tulisan dari hati yang menyayangi kamu apa adanya.

Ketika aku seperti orang aneh yang selalu mengecek hp. Menunggu balasan dari kamu, menunggu saat kita akan bertemu lagi, dan menunggu kamu bilang sayang ke aku.

Tulisan ini perlahan mengisi bola mata ini dengan air, menetes jatuh. Karena kamu membuat aku jatuh hati, dan jatuh cinta.

Dan terakhir, ketika kamu tanya. Berapa persen angka itu sekarang?

100 persen, yang tidak akan pernah bisa berkurang.

17.8.15

Menjadi MABA

3 bulan liburan gue... selesai sudah.

Kampret. Gue bakal masuk kuliah besok.

Dalam 3 bulan ini gue melakukan dan melewati banyak hal, salah satunya ospek di Univ gue, UNTAR.

Dari awkward dan gak kenal siapa-siapa, gue udah mulai menjadi gak awkward dan ... tetep gak kenal siapa-siapa.

Sumpah deh, gue paling gak bisa hapal muka orang.

Baru kenalan, kasi tau nama, lalu 10 detik kemudian gue pasti mikir, 'Tadi gue udah kenalan sama dia belom ya...'

Anyway, gue berharap bisa menjadi teman yang baik bagi teman-teman Untar yang membutuhkan gue. (Jujur, sebenernya gue yang butuh mereka ... )

Beginilah nasib mahasiswa baru.
Penulisjournal.


6.8.15

Iseng.

Pernah gak sih pas lagi makan madu, lu kepikir... siapa orang yang pertama kali menemukan madu?

Sebelum ditemukannya madu, tentunya yang orang-orang tahu tentang lebah saat itu, lebah hanya binatang kecil berwarna kuning, bersuara bzz dan kalo lu deketin entah sengaja atau enggak, lu bakal disengat.

Tapi bayangin, ada satu cowok yang 'iseng banget', (asumsi aja cowok, karena probabilitas orang iseng lebih tinggi cowok dibandingkan cewek), dia datengin rumah para lebah itu, masukin jari dia ke lubangnya, dikorek-korek, dan isinya dijilat. (Gue tau ini emang agak ambigu... If you know what I mean.)

Kepikir gak sih, apa gitu motivasi dia tiba-tiba datengin lubang para lebah itu? apa karena dia gak punya lubang buat dimainin malem itu? atau karena dia emang gak punya lubang? (baca: karena dia cowok.)

Dan akhirnya dia jadi penemu madu.

Lanjut, pertanyaan kedua masih mirip sama pertanyaan pertama.

Pernah gak sih pas pagi-pagi lagi minum susu, lu kepikir... siapa yang pertama kali nemuin susu sapi?

Ada cowok lagi jalan di padang rumput, dia lagi haus banget dan gak punya air untuk diminum, lalu dia lihat ada sapi betina liar, lagi menyusui anak sapinya, terus karena udah terpaksa banget, dan haus yang udah kronis, dia dengan khilaf... ikutan.

Dan akhirnya dia jadi penemu susu sapi.

Bayangin, seberapa isengnya 2 orang diatas, yang satu iseng masukin jari ke lubang, satu lagi iseng minum dari tete sapi. (Dari sini gue positif banget, kedua penemunya pasti cowok.)

Anyway, moral of the story adalah keisengan akan membawa lu dalam menemukan sesuatu yang baru dalam hidup lu.

Job gue sendiri untuk sekarang ini, berawal dari keisengan gue. (Santai, iseng gue gak seabsurd cerita diatas). Gue gak kebayang kalo malam itu gue gak 'iseng' pergi bareng temen-temen gue, dan 'iseng' nyobain sesuatu bernama Shisha, dan akhirnya make a business out of it.

Fyi, gue cobain Shisha pertama gue di Sahara. Shisha nomor dua di daerah PIK. Kenapa nomor dua? Karena sejak gue buka Juni lalu, nomor satunya udah pindah jadi ke tempat gue B)

"Chill out, stay high."
Penulisjournal.

30.7.15

Lie

You were funny, girly, lovely
And now, I don't know you at all
Oh, a great big liar, that's how I see you now
Don't talk to me, don't speak of me
Can you stop?

Past memories that we had, just throw it up
Since yesterday, it just build up stress on my head
Tiring, boring, "Hey, what are you talking about?"
Your life? Ha. I don't care what happens to you now

Live your own life, as I live my own.
Why care? Let's cut all this ties, all this shitty drama
I know you got bored, so why continue this?
I can be better off without you, just go away

15.7.15

gerbang baru

Berjalan di depan pintu gerbang sekolah, sambil mengenggam tangan seorang wanita. Di tengah keramaian, bel pun berbunyi. Lalu dengan berat hati, gue perlahan melepas genggaman tangan itu, dan
berjalan lurus, sedikit demi sedikit, namun akhirnya gue merasa gak kuat, gue dengan kencang... nangis.

Gue yakin kalau tidak dijelaskan lebih lanjut, cerita ini akan terkesan sangat absurd. Jadi ini adalah awal dari cerita ketika gue mengingat masa TK gue.

Di saat TK dulu, gue akan selalu digandeng nyokap, dan berhenti sejenak di depan pintu pembatas masuk. Gue selalu merasa, ketika gue melewati pintu gerbang berwarna silver ini, gue seolah akan dipaksa menjadi dewasa. Selalu ada rasa takut dalam diri gue, lalu nyokap akan selalu membujuk gue dan gue pun berjalan masuk, dan gue juga selalu nangis dulu sebelum masuk kelas.

Ketika gue berpikir lagi, kejadian itu terjadi 14 tahun yang lalu. Bahkan gue sekarang udah gak perlu masuk lagi ke pintu gerbang yang selalu gue lewati.

Gue memasuki pintu gerbang yang baru, Universitas. Jujur, gue kembali merasa takut.

Dibandingkan saat gue masih kecil, ketakutan gue adalah karena gue harus pisah dari nyokap, ketemu sama temen-temen yang ngeselin, dipaksa makan nasi pake kuah wortel yang sangat gak gue suka, dan ikut pelajaran olahraga di mana gue gak bisa olahraga.

Tentunya gue tahu, ketika masuk kuliah, gak ada satupun dari hal-hal diatas yang akan menjadi ketakutan gue sekarang. Nyokap emang gak nganter gue lagi semenjak SD kelas 6, gue selalu bermain hanya di temen-temen yang gue anggep enak, gue makan apapun yang gue suka, dan... gue emang tetep gak bisa olahraga jadi yaudah.

Gue hanya berharap, gue bisa beradaptasi dengan situasi dan kondisi baru yang akan gue hadapi ini. Gue gak meminta agar gak ada hal buruk yang terjadi, tapi kalau nanti ada, semoga gue bisa mengatasinya dan hal buruk itu bisa jadi topik yang seru untuk posting blog selanjutnya. (Karena gue sekarang bener-bener kehabisan ide...)

I have no idea,
Penulisjournal.

8.7.15

Nginep di Sickhouse

Nyamuk aedes aegypti. Seekor nyamuk yang bisa membuat seseorang menghabiskan 5 juta dalam 1 malam. (Tapi sayangnya habis bukan buat party.)

Untungnya seseorang yang cukup malang untuk terkena penyakit DBD ini bukanlah gue, tapi temen deket gue.

Beberapa bulan terakhir ini, 2 orang teman lain juga terkena DBD, sekarang giliran dia, dan gue lagi berusaha memecahkan pattern untuk mengetahui kapan giliran gue. #finaldestination(?)

Anyway, ketika gue menulis tulisan ini. Gue sedang berada di kamar VIP RS PIK, nomor 7511. Jam 4.15.

Gue nginep karena kasian sama dia, lalu gue nginep juga karena besok gabut dan gak tau mau ngapain. Setelah gue pikir-pikir, 90% alesan gue nginep ada di yang kedua. Karena jujur, manusia emang seneng melihat orang lain tersiksa, apalagi temen sendiri.

Supaya gue gak keliatan semacam psikopat gak berperasaan, dari kecil pun kita udah main tepok nyamuk pake kartu, tiap ada yang kepukul, terus teriak kesakitan, kita malah seneng. Barusan gue dan temen gue, melihat si korban (yang kena penyakit), di infus. Gue agak sulit menjelaskan dengan bahasa dokter, tapi secara visual dan simpel, infus adalah tusuk-jarum-di-kulit.

Dari kalimat gue barusan, dapat ditarik 2 kata penting. 'Tusuk' dan 'Jarum'.

Si korban nanya ke suster, 'Sakit gak sih di infus, Sus?'
Sambil persiapin alatnya, dia menjawab, 'Ah, cuman kayak di gigit semut.'

'Iya semut, tapi diatas semutnya ada tawon.' Kata temen gue.
Lalu gue bilang, 'Kalo cewek sih sakit, Nic. Kalo cowok, enggak.'

Terus dia malah diem, mukanya terlihat berpikir. Dari apa yang gue tebak, dia lagi meyakinkan dirinya, kalau dia bukan cewek.

Akhirnya, infus pertama dalam hidup dia berjalan dengan lancar. Hasilnya bagus. (Gak tahu sih lihat bagus atau jeleknya darimana, dan gue sebenernya gak gitu peduli juga...)

Sebelum gue nginep, gue pergi makan dulu sama temen gue, tinggalin si korban sendirian bersama TV dan hape dia yang udah lowbat. Kenapa lowbat? Karena cas-an dia gue pake buat ngecas hape gue, hehehe.

Pas balik, eh kampret. TV menyala dengan suara kecil, dan dia udah ketiduran kayak baby. (Baca: kayak babi). Ngorok, pules, iler kemana-mana, cuma kurang bau kandang aja.

Sebagai teman yang baik, gue mematikan lampu-lampu dan menyalakan lampu redup. Tapi sayang sekali, gue malah membangunkan orangnya karena gue berisik ketika lagi matiin lampu.

Karena gue emang gak berniat jagain orang tidur, gue pun tidur. Tapi setelah 2 jam, entah semacam karma, gue seperti tidak diijinkan tidur dan mendadak terbangun... karena kedinginan. Waktu menunjukkan pukul 3.56. Tau-taunya temen gue juga ikut kebangun, emang sekalipun sakit, jiwa satpamnya memang tidak bisa hilang. Jadi, gue matiin ACnya.

Dan lagi, gue gak bisa tidur.

Hal yang tadinya bikin gue ketawa, sekarang malah bikin gue gak bisa tidur. Alat infusnya, mengeluarkan suara tetesan kayak suara AC bocor.

In the end, karena gak bisa tidur, gue mengambil hape dan menuliskan kata per kata tentang bagaimana gue melewati malam ini disini.

Masih gak bisa tidur...
Penulisjournal.

6.6.15

start of something new

About 6 days ago, bisnis gue dan temen gue baru saja berjalan.

Kita open perdana di hari Senin, opening hours dari 4pm-12am, gue dan team gue udah stay dan prepare dari jam setengah 4. Lalu waktu terus berjalan, jam 5, jam 6, jam 7. Masih gak ada satu pun yang pesen. Gue mulai ngerasa gagal...

Akhirnya 7.30pm, beberapa temen gue dateng buat store visit, dan gak tau kenapa, setelah itu mendadak terjual terus dengan sangat cepat. And for the next few days, it's going better and better.

For the selling record, for weekdays penjualan gue untuk sekarang ini selalu masuk ke target, and weekends melebihi target.

I work (and also play) at The Playroom, PIK. It's a nice place, I'm not having trouble adapting with people yang ada disana. Dari food runners, servers, securities, staff kitchen, even all the managers. 

Overall, gue sangat senang berkenalan dengan orang-orang baru, dan tentunya dengan working experience yang lebih banyak dari gue, kita bisa sharing pengalaman, ngobrol-ngobrol, Eventually it turns out whoever the person is, we can actually learn something from them.

Gak tau kenapa, gue merasa ketika gue bekerja di sini, gue seakan gak kerja. It's not something seperti classic cliché, 'Do what you love and you will never work a day in your life'. Tapi, gue personally enjoy staying disini, I found my passion at working with people and maybe being abit bossy to someone ;)

But I found it hard to find a good joke now. I'm being too serious in life these past few days, and I know it well this is not a funny post at all. I hope I found my way back into jokes :')

its a playroom, but its not for me.
penulisjournal.

26.5.15

finale.






 May 23rd, 2015. Graduation Day SMA Tarakanita 2.

Akhirnya gue mencapai akhir halaman dari buku SMA yang sangat panjang ini. Sebuah buku yang kalo gue baca ulang, akan menceritakan seberapa banyak perubahan yang terjadi dalam 3 tahun, dari masa-masa bocah, hidup penuh main-main, dan sekarang menjadi orang yang lebih siap untuk menghadapi masa depan.

Eventually, the end turns out to be a good ending. It was a great adventure. Banyak yang sudah pernah ditulis di blog ini juga. And, finale. Graduated.

senior year ends,
Penulisjournal.

18.5.15

akibat melihat tembok putih

Gue sekarang merasa bego banget karena selalu pengen dianggap dewasa sama orang-orang, dan menjadi dewasa, di umur gue yang belum dewasa.

Gue selalu punya mindset visioner yang selalu menganggap diri gue adalah orang yang sudah dewasa, semua di sekitar gue adalah bocah, dan masalah-masalah yang dihadapin terlalu anak-anak banget. Gue selalu prioritize masalah-masalah yang lebih berat dan mengesampingkan masalah yang gue anggap minor kayak masalah percintaan, gosip-gosip antartemen yang lagi happening, kayak itu gak cukup urgent untuk dipedulikan.

Then it hits me. Sebuah pemikiran yang cukup dalam setelah ngelihatin tembok putih di kamar tidur selama 7 menit.

Pertanyaan pertama adalah kenapa? kenapa gue selalu mengesampingkan masalah minor itu? masalah sebenarnya tetap masalah, terlepas itu besar atau kecil, all I thought adalah it's not quite urgent jadi bisa di solve nanti.

Banyak orang-orang menyesali hidupnya karena simply mereka sama kayak gue, memprioritaskan yang lebih penting atau besar, melupakan yang kecil, sampai akhirnya sadar masalah kecil itu lama-lama jadi besar. Atau mungkin juga mereka mengejar sesuatu yang disebut 'dewasa', sampai merelakan masa-masa 'belum dewasa' nya.

Ibarat puntung rokok yang dibuang sembarangan di hutan, masalah kecilnya adalah seorang penebang terlalu malas untuk mematikan rokok itu, dibuang sembarangan, lama-lama api kecil dari rokok membakar seluruh hutan, terus penebang akan menyesal. Dari penebang yang pengen dapet kenaikan gaji, kerja dengan semangat supaya semakin banyak pohon yang bisa ditebang, dan dijual. Malah akhirnya, semua yang diinginkan in the end gak tercapai.

Simpelnya, kalo gue yang masih umur 17 tahun ini terus-terusan mikirin problem umur 25 tahun. Nanti kalo gue udah 25 tahun, gue mau mikirin apaan? masa gue mau balik mikirin masalah di umur 17 tahun? Masalah nyari pacar yang udah terlalu telat. Temen-temen gue udah pada ngasi undangan nikah, dan gue masih nyari pacar.

All I need to do adalah menyesuaikan problem yang ada pada diri gue dengan usia yang sedang gue jalani.  

"It will be best to let everything shows up on it's own way, and on it's own time."

Kalo gue masih muda, gue harus berpikir muda, dan gak perlu berpikir 'terlalu' dewasa, bukan karena gue masa bodoh dengan kedewasaan. Tapi karena gue gak mau nanti ketika gue dewasa, gue menyesal kenapa dulu gue gak menghidupi dunia remaja gue selagi gue bisa.

Spent 7 minutes thinking, 37 minutes putting it on this post.
Penulisjournal.

15.5.15

stopping right here

Steps that were tiring my legs as we walk far
Then you smile and laugh which wears all fatigue
My heart beats faster, gets warmer
As I see you staying right beside me

It was hard
Knowing you having a hard time
And I can't be the one to help
You wish someone else will help, but I know for sure he won't be there

Then? Why do you keep on seeing him?
I'm sad, my heart felt sick
Waiting here is tiring, I thought about leaving several times
But then you give me a little hope, I come back to stay

I felt nothing while going out with other girls
No one can give me interest as lovely as yours
I love you, I just love you so much
Please be mine. Well... I know you can't be mine :')

---

Choose another guy
I don't give a f*** anymore.
Just joking, don't do it
Yeah f** you. Wait, I mean, I f***ing love you.

I lied a lot
I avoid a lot
Because it was so boring now, you've changed.
Should I change too? Or have I?

A or B?
Stay or leave?
Now I'm becoming stupid over two choices
Or is it you? am I becoming stupid for you?
I don't know, I like you but now I hate you
But I still like you, shit this is confusing

Leave, f*** you, damn girl, stop it.
I can't do this anymore. I'm tired.
Will not reply, will not care.
Yeah, I wish I can do that.

6.5.15

'indomie dua, telor setengah mateng'

Lagi enaknya mimpi, tiba-tiba gue dibangunin.

'Vin... bukain pintu buat mbak, Vin.'

Mbak gue yang sudah tua itu tiba-tiba mau pulang kampung. Ini disebabkan bukan karena dia lupa tanggal lebaran, tapi karena dia dan suaminya yang ada di kampung lagi ada masalah. Katanya sih dia dituduh selingkuh... sama kuli yang ada di sebrang rumah (ternyata hidup seorang mbak-mbak pun bisa kayak di FTV...)

Akhirnya dengan menggunakan semua tenaga dalam yang gue miliki, gue menuruni tangga dan sampai di lantai bawah. Mata gue terbuka sebelah, tanda masih sangat sangat sangaaaaat ngantuk, dan mbak gue masih bisa bilang, 'Vin, ini di cek dulu satu-satu bawaan si mbak...'

Gue dengan mata elang melihat kalo bawaan dia hanya 2 kardus indomie diiket tali, sama satu tas ransel yang sangat gemuk. Gue dengan suara berat dan nada agak ngusir, 'Udah-udah gak usah... sini kuncinya.'

Terus dia keluar dari rumah, gue kunci pintunya. Gue tidur lagi.

Udah kok itu aja.

Gak deh.

Ternyata karena dia pulang, mbak gue gak bisa balik lagi...

Mbak gue ijin pulang kampung selama 1 minggu, di hari ke-4 dia telpon nyokap gue dan ngabarin kalo dia gak dikasih kerja lagi sama suaminya...

(Gue jadi berpikir apa ini salah gue, coba kalo hari itu gue susah dibangunin, dia gak bakal dibukain pintu, dan bakal masih tetap kerja disini...)

Meskipun dia udah cukup tua, agak budek, suka ngomong jawa yang gue gak nangkep dan mobilitasnya agak lambat. Tapi kemampuan bikin Indomie dan telor ceplok setengah mateng dia yang rasanya bintang 5, membuat gue gak bisa merelakan kepergian dia...

Sekarang gue jadi gak bisa bebas jalan-jalan di rumah gak pake baju dan cuma pake kolor... Gue cuma berharap semoga mbak barunya bisa beradaptasi dengan keanehan gue.

mbak... sing ngendi,
Penulisjournal.

5.5.15

untuk kamu disana

'Apa sulitnya sih bilang ke dia kalo lu suka sama dia?'

Gue hanya gak mau semua berakhir sia-sia, lalu hubungan gue dan dia berakhir dengan canggung. Gue sudah tahu dia gak suka gue, meski gue sadar gue punya perasaan sayang yang banget buat dia, tapi kalau emang gak bisa dipaksakan, gue sadar gue harus berhenti.

Terkadang gue mau mengikuti prinsip gue, yaitu gue gak mau hidup dengan penyesalan karena gak melakukan hal-hal yang seharusnya bisa dilakukan, tapi gak gue lakukan. Tapi untuk dia, supaya semua ini memiliki ending yang cukup tenang, gue akan melanggar prinsip itu.

Untuk dia, yang bahkan sampai detik ini, di pikiran dan hatinya mungkin tidak terlintas sedikitpun, perasaan yang gue simpan buat dia.

Ketika menyukai seseorang, tapi tidak terbalas, bahkan lagu favorit dia, sekalipun bernada menyenangkan akan terasa menyedihkan.

Ketika menyukai seseorang, tapi tidak terbalas, dipaksakan bagaimana pun juga, perasaan yang pernah ada akan sangat sulit untuk hilang.

Gue hanya bisa berharap dalam beberapa tahun ke depan, ketika banyak hal sudah berubah, dan gue bertemu lagi dengan dia, kita akan saling melupakan satu sama lain, dan mungkin memulai semua dari awal, sebagai 2 orang yang lebih dari teman.

Atau mungkin, gue hanya bisa berharap dia sadar, kalo gue akan selalu ada di belakangnya dan menunggu dia berbalik.

here i am,
Penulisjournal.

better.

May 4th, 2015.

Gue mengetik post ini dengan perasaan senang dan lega, post ini akhirnya gue bikin juga, post yang menandakan kalo gue akan segera mulai bisnis.

It's quite early for anak seumuran gue, seseorang yang bahkan baru mau masuk kuliah semester 1. Tapi siapa tahu dari hal ini gue bisa belajar lebih, dan mulai lebih awal kan gak ada salahnya juga?

Jadi setelah rapat terakhir kemarin, gue fix melakukan kerjasama dengan salah satu restoran yang ramai dikunjungi orang. Contract agreementnya udah dibuat, tinggal sedikit revisi dan diskusi lagi, Bulan Juni gue akan start.

Gue inget semua berawal dari kamar gue, Desember 2014, ide yang dulu terasa sangat jauh itu sekarang sudah terealisasikan 70%. Semua step meskipun agak lambat akhirnya berjalan juga sesuai harapan.

Akhirnya setelah semua perjuangan gue, interview orang, survey harga, ketidakbisaan gue tidur, gue akhirnya jalan juga.

Semua sudah dipersiapkan dengan matang, dan semoga berhasil sesuai dengan ekspektasi.


Dan akhir kata, gue merasa... gue sekarang sudah mulai bisa tidur lagi.
Penulisjournal.

26.4.15

Break-even point

Udah lewat 12 hari sejak UN selesai. Gue sedang menikmati periode libur sekolah sampai Agustus baru bakal masuk lagi ke kuliah.

Libur yang beda, karena liburnya panjang banget, 3 bulan.
Libur yang beda, karena setelah liburnya selesai, gue gak balik lagi ke sekolah seperti biasanya.

Terkadang gue masih sulit percaya kalau akhirnya gue mencapai akhir dari 3 tahun di SMA. Periode liburan akhir yang dulu dirasakan kakak kelas sekarang sedang gue rasakan. Terkadang masih sulit dipercaya sih, even tho I know it really happens.

Selama 12 hari pertama liburan, gue pergi nonton dan makan sama temen-temen, ikut party sweet 17 terakhir yang ada di angkatan gue, BBQ dan nginep di rumah temen gue. Tapi terkadang ada hari di mana gue bingung dan gabut, mengendap di rumah. Terkadang, gue merasa kangen sekolah.

Meskipun harus bangun jam 5 pagi, dengan jiwa belum terkumpul dan terpaksa mandi, melewatkan 7,5 jam untuk menunggu di dalam sebuah ruang kelas, lalu mendengarkan ceramah yang beda tipis sama obat tidur.

Gue mau semua itu ada lagi.
I miss those useless waiting in class, melihat jam setiap 5 menit, menunggu istirahat, menunggu pulang, jalan sama temen. Terkadang, gue merasakan ada yang hilang. Rutinitas repetitif yang sudah melekat di kebiasaan gue akan menghilang. 

Di pertengahan Mei nanti, gue akan mengisi hari-hari dengan menyibukkan diri untuk kerja. Sama seperti teman-teman lain pada umumnya. Ada yang part-time di restoran, kerja di toko, bantuin bokapnya, atau ada juga yang cuma ngabisin duit dengan jiwa hedon. (about what kind of thing I work on will be written later on a single post).

Rasanya belum lama gue menulis post farewell sama Putih-Biru (baca: SMP), sekarang gue udah pisahan juga sama Putih-Abu.

So let this post counts as the breaking point of what separates my High School life with my College life.

Good-bye, Putih-Abu.
Penulisjournal.

5.4.15

things were all good yesterday

After all complains to this repetitive situation
Finally a single thought comes to mind
As I look up to my 17-year-old self
Asking, what will 'You' do now?

Easy works, expected reality, even sometimes still far from my dreams
Now it's moving away, getting out of reach.
Setting out my foot to find another dreams, or maybe reality
I'm not ready. I'm still far from ready.

Leaving everything behind.
Friends. Young love. Laughter.
From what I used to feel, and now will reside as memories.
Will it stay the same? Will you stay the same?

Penulisjournal.

25.3.15

Mohon Maaf, Pak

Beberapa bulan ini gue lagi sibuk dan sering mengalami sakit hati karena ditolak.

Memang umur 17 tahun seperti gue wajarnya sih ditolak sama cewek-cewek cantik (baca: gebetan).

Nah, sekarang ini gue malah ditolaknya sama mas-mas, dan om-om berumur 30an.

Sebelum terjadi kesalahpahaman, beginilah ceritanya...

Memulai sebuah bisnis adalah rencana yang telah gue persiapkan bersama satu teman gue sejak Desember tahun lalu. Intinya, kita butuh tempat semacam restoran/kafe. Keyakinan ini membuat kita berpikir keras harus ngapain biar punya tempat.

Rencana awal adalah sewa ruko. Setelah melakukan search google, kita sadar kalo kita gak akan mampu menyewa ruko, karena harga sewa ruko 1 tahun mencapai 100 juta dan itupun udah termasuk salah satu yang harganya minimum. Akhirnya kita mencoba mencari solusi dari masalah sewa ruko.

Pinjem bank.

Dan ternyata gak bisa. Kampret.

Umur gue dan teman gue belum 21 tahun, belum bisa buat pinjam uang dari bank. Memang sih kalo dijumlah umur kami bisa jadi 34 tahun, tapi bank tentu saja gak akan memberikan pinjaman pada 2 anak idiot yang merasa sudah cukup umur karena umurnya dijumlahkan.

Di sore super membingungkan itu, solusi cemerlang datang dari otak gue, dan dari pengalaman belajar biologi. Kita akan mencoba menerapkan sistem simbiosis mutualisme. Simpelnya, gue nebeng tempat di restoran/kafe orang, mereka kasi kita tempat, kita kasi mereka rent cost. Kelar.

Udah happy-happy, membayangkan semua akan lancar, dan hidup serasa punya asuransi kesenangan.

Ternyata realita gak segampang itu. Kampret.

Balik ke cerita awal, pada 2 bulan terakhir ini gue ditolak sekitar 11 om-om. Alasan juga beragam macam, tapi... yaudah mau gimana lagi. Mereka emang rugi gak akan merasakan hoki yang akan gue bawa. (Atau sebaliknya, mereka hoki gak akan merasakan rugi yang gue bawa?)

Gue jadi merasa kolonel Sanders dari KFC yang resep ayamnya ditolak sampe 1009 kali itu sangat... gabut. Sebagian besar hidupnya dihabiskan untuk menerima penolakan. Asumsinya dia ditolak sekali sehari, berarti dia menghabiskan waktu sekitar 2 setengah tahun untuk ditolak orang. Gabut maksimal.

Paling enggak sekarang udah ada satu yang hampir fix. Tinggal meeting sama manager dan owner-nya di bulan April. Well, wish me luck.

Jadi gimana, Pak?
Penulisjournal.

17.3.15

writing the ordinary

Peringatan: ini akan menjadi salah satu post yang cukup wasting time untuk dibaca. (Akan membuang waktu penting sekitar 3-4 menit dalam hidup anda.)

Jadi kalo lu masih lanjut baca tulisan ini sekarang, berarti lu termasuk mereka yang gabut dan gak tau mau ngapain, atau mereka yang penasaran banget sama hidup gue yang gak penting-penting amat. (Tapi gue rasa lu pasti termasuk yang pertama sih...)

Pokoknya jangan salahin gue karena emang post ini gak penting... dan kalo emang uda terlanjur mau baca, yaudah baca aja.

Jenis postingan writing the ordinary adalah jenis post lama yang sering gue buat dulu sewaktu masa-masa labil SMP. Postingan gak bertopik utama, isinya cuma random ordinary life tentang hidup gue aja.

Tepat kemarin, gue baru menyelesaikan semua ujian sekolah yang sempet membuat pagi hari gue diisi dengan rasa ngantuk tapi deg-degan.

Pada suatu pagi sebelum berangkat ke sekolah, gue sedang bermeditasi santai di WC sambil buka Instagram, tiba-tiba suasana WC menjadi agak sedih, karena gue melihat sebuah foto bertuliskan, '1 bulan lagi meninggalkan masa abu-abu.'

Pas baca itu, rasanya gue sedih banget.

Entah kenapa, gue merasa akan kehilangan masa-masa itu. Masa-masa ngatain guru pas lagi belajar, liatin gebetan, ijin ke toilet yang tujuannya bukan buat buang air tapi malah buang waktu, tidur di kelas, bolos pelajaran buat ke kantin... Sedih banget.

---

Lalu sekitar dari 1 minggu yang lalu, gue sudah cukup nekat bawa mobil ke sekolah, sukses sih... tapi parkir gue masih belum layak untuk diapresiasi.

---

Masalah hati gue sudah terhapuskan, gue gak punya perasaan lebih pada manusia lain apapun sekarang ini.

---

Ada hal yang masih harus gue tunggu, dan gue harap semua akan berjalan dengan baik.

---

Okay, it's long enough to be considered as a post, and also a note to myself.

Written,
Penulisjournal.

16.3.15

cewek dan fitting room

Cewek dan fitting room adalah dua hal yang kalo berinteraksi akan menimbulkan reaksi yang sangat membosankan.

Jadi pada suatu ketika... gue nemenin seorang cewek belanja baju.

Sebelum masuk ke cerita, ketika cowok mau belanja baju atau apapun itu, cowok akan fokus pada sekitar 5-6 calon baju yang mungkin akan dia beli, dan setiap detik jumlah bajunya akan terus berkurang disesuaikan dengan isi dompet yang sedang dia pegang.

Sementara cewek akan berpindah dari satu baju ke baju yang lain, dan bahkan akan tetap juga melihat baju-baju yang sangat gak berpotensi untuk dibeli.

Hal paling mengerikan saat nemenin belanja baju adalah ketika dia mulai masuk fitting room...

Saat dia masuk ke fitting room, dia akan menghilang ke dalam sebuah tempat sejenis lubang hitam dalam waktu yang sangaaaaat lama, dan gak ada hal yang bisa lu lakukan cuma kalo gak diem, duduk, yah paling bengong.

Hal paling mengerikan selanjutnya adalah ketika lu sadar waktu seorang cewek balik dari fitting room, dia gak pegang baju apa-apa.

Buat yang belum ngeh, simpelnya.

Harus. Nunggu. Lebih. Lama. Lagi.

...

Surga adalah ketika dia bilang, 'Udah nih.' Sambil pegang-pegang baju pake senyum seneng.

Momen yang gue rasakan ketika dia bilang itu mirip sama ketika lu lagi bengong tiba-tiba ada yang ngasih martabak Nutella. Pokoknya kombinasi seneng, lega, sama bahagia.

Kesimpulan dari perjalanan gue hari itu, jangan pernah dateng ke toko baju yang gak punya sofa buat nunggu. Percaya deh, tanpa sofa, nemenin cewek secakep apapun, rasanya tetep kayak neraka.

Jadi udah belom,
Penulisjournal.

23.2.15

Review match-making app, Tinder.

Berhubung jomblo, temen gue memperkenalkan gue dengan aplikasi di hp bernama Tinder.


Tinder adalah sebuah aplikasi pencari jodoh yang menunjukkan foto cewek-cewek jomblo yang juga pake Tinder, dan yang berada di radius sekitar 1-100 km dari kita.

Terus cara pakenya simpel banget. Kalo gak suka fotonya, swipe ke kiri. Kalo suka fotonya, swipe ke kanan. Intinya supaya dipilih, kita harus memasang foto sebagus mungkin supaya pas dilihat gak langsung di swipe ke kiri.

Tapi... orang-orang memang selalu unik dan tidak terduga.


Jadi pas gue make app ini, selalu aja ada foto-foto yang absurd dan membuat gue pengen komenin. Jadi gue screenshot, dan here we go.

Cowok manapun gak akan berani like foto ini... Kalian tahu alasannya.

Liat fotonya musti muter-muterin hp. Belum kenal aja udah ngerepotin.


Terus kalo gini siapa yang bakalan like...

Contoh wanita karir yang sangat sibuk ketemu jodoh in-person. iPad aja sampe 2.

Why... just why.

Bahkan sulit untuk menentukan dia cowok atau cewek.

Orang ini perlu membedakan antara Tinder dengan Instagram.

Meskipun cakep. Gue gak mau pacaran sama ikan.



Sejauh ini sih, gue masih belum menemukan match yang tepat.


Ralat. Sejauh ini, gue masih belum menemukan match sama sekali.

Ya, gue juga gak berharap lebih sih sama app kayak gini, karena jodoh itu kan seharusnya dilihat dari hati dan gak cuma fisik.

...

Tapi kalo ada yang cakep boleh juga sih,
Penulisjournal.

10.2.15

saya dan kamu.

di saat saya terbangun di pagi hari,
kamu bukan lagi orang pertama yang ada di pikiran ini.
seperti dedaunan ringan yang terbawa angin,
perlahan kamu pindah, dan hilang dari hati ini.

lalu sejak saat itu, saya terus berjalan,
melewati sebuah jalan hitam pekat penuh kesendirian.
dan kamu pun datang dan menawarkan cahaya,
tetapi saya menolak dan memilih bertahan dalam gelap.

saya dan kamu memang aneh dan gak sama.
bila diteruskan, kita berdua pasti tahu apa yang menunggu di akhir.
tapi, dengan hati jujur saya pernah suka kamu.
mungkin pernah, dalam jangka waktu yang cukup lama.

Penulisjournal.

3.2.15

RT memang sudah gak ada

Udah lama aja gue ngerasa gak pernah nulis post di saat lagi niat. Biasanya post selalu gue ketik, save, masuk ke draft 2 hari, revisi, baru di post.

Untuk post kali ini mungkin gak kayak gitu, gue akan ketik tanpa revisi sama sekali.

Jadi di saat ini banyak hal yang lagi disibukkan oleh gue, seperti contohnya masalah KTP.

Gue kemarin ini baru berumur 17, gue akhirnya setelah menunggu lama bisa dikasih nyetir juga.

YEAAAAAAY!!!

Tapi. (Ya, ada tapinya...)

Syarat sebelum gue nyetir dari bokap adalah gue harus punya SIM, dan buat bikin SIM, gue musti punya KTP. Jadi balik lagi ke masalah buat KTP... (Gue males membuat alur yang rapi jadi agak mengulang gak apa-apa deh ya.)

Untuk membuat KTP, ternyata gue harus minta surat ijin terlebih dahulu ke RT, setelah dapet alamat RT dari hasil nanya satpam rumah dan bokap, gue pergi ke alamat yang dikasih.

Di malam hari, gue berdiri sendirian di depan sebuah rumah yang setengah ancur gara-gara renovasi, sambil megangin selembar kertas alamat.

Ya intinya RT gue pindah rumah, dan gak ada yang tahu dia kemana. Seolah dia hilang diculik alien. (Apa mungkin alien beneran ada?)

Setelah itu gue pulang ke rumah, gue merasa harapan gue hilang...

Tapi tiba-tiba bokap masuk ke kamar gue dan bilang,

'RT memang sudah gak ada... tapi kamu bisa kok buat langsung ke RW.'

Percakapan teraneh sama bokap di malam itu seolah-olah si RT adalah salah satu anggota keluarga yang harus gue sedihkan. (Ya intinya sih harapan gue bikin KTP gak jadi hilang karena kemunculan RW yang baik hati.)

Okay sebenernya post kali ini cuma dibuat karena gue lagi mau refreshing (kabur) dari tugas mengarang yang membosankan, gue seharusnya kelar jam 8 dan sekarang udah mau jam 11...

Ahirnya legal bro,
penulisjournal.

31.1.15

Penutup Januari

Astaga, malem minggu gini hujan... doa para jomblo dikabulkan. (Iya, para jomblo. Salah satunya gue.)

Tapi sekarang udah hujan, gue laper, gue jomblo lagi. Emang nasib.

Anyway disaat random ini gue mendadak kepikiran, kenapa ya ada aja cewe yang bisa keluarin statement, 'Cowok kalo gak brengsek ya homo.'

Yang terpikir di otak gue adalah, 'Terus bokap lo termasuk yang mana?'

Berhubung gue merasa bokapnya gak mungkin homo (karena dia punya anak cewek), berarti bokapnya pasti termasuk yang brengsek. Di saat anaknya bisa keluarin statement itu, berarti dia kemungkinan gara-gara habis putus sama cowok yang brengsek, dan gimana anaknya gak putus sama cowok brengsek, karena itu karma dari bokapnya pas masih muda juga brengsek.

Okay, kegabutan gue sebagai jomblo mendorong gue untuk berpikir sangat aneh untuk sekarang ini.

Dari tadi suara petirnya kenceng banget, kayaknya ini sebagai pertanda semua masalah yang terjadi di Januari ini akan disapu bersih oleh hujan. (Apasih.)

Gak tau kenapa. Awal Januari merupakan momen-momen yang bahagia buat gue, tapi akhir Januari ini gue merasa lelah aja sama semua ini, gue pengen memulai sesuatu yang baru, yang bisa membuat gue hidup dan semangat lagi.

Gue juga mau memulai semuanya lagi sama lu.

Tapi untuk sekarang gak bisa,
penulisjournal.

21.1.15

Mosi kita hari ini.

Cerita perjalanan gue di dunia debat diawali dengan pergi bertiga bersama temen gue, latihan di sebuah restoran selama 3 jam sama seorang alumni lomba debat yang secara fisik beda tipis sama beruang coklat yang ada di gunung Amerika, tapi suaranya melambai halus kayak cewek.

Dari awal gue gak begitu yakin kalo si beruang gendut bernada banci ini bisa ajarin gue debat, tapi semakin banyak kata yang keluar dari mulut dia, semakin juga gue respect sama dia. (Kalo gue homo mungkin gue bakal tertarik sama dia.)

Ekspektasi gue mengenai debat berubah drastis. Debat ternyata gak cuma harus bagusin pemilihan kata dan be as persuasive as you can, tapi debat yang sebenarnya adalah debat informasi, dan pengetahuan. Kita harus riset, tau banyak hal, dan up to date sama masalah sosial yang ada sekarang ini.

Buat seseorang yang awam, mungkin nganggep dengan asal ngomong dan ngotot bisa bikin orang menang di lomba debat. Tapi simpelnya menurut gue, semakin gede seseorang asal ngomong dan ngebacot, semakin seseorang itu kelihatan bego.

Gak kayak cerita peserta-peserta debat lainnya yang latihan berpuluh kali atau ikut ekskul debat di sekolahnya, jumlah latihan gue cuma 2 kali dan itupun 2 hari sebelum lombanya dimulai. Meskipun begitu, gue gak merasa less pede sedikit pun, mungkin karena gue suka challenge.

(Gaklah sebenernya gue grogi setengah mati.)

Anyway, hari lomba gue dimulai. Komposisi peserta debat itu ada 3, first speaker, second speaker, dan third speaker. Meskipun gak begitu kenal sama first speaker gue, disini dia berperan jadi senior debat yang (emang harusnya) paling pro kalo soal ngomong. Jadi wajar aja sih kalo dia bisa ngomong sampe batas waktu maksimal.

Second speaker gue to be honest, gak begitu jago pas ngomong. Tapi to be honest lagi dan no homo, dia cukup ganteng. Gue terkadang cuma berharap pas dia maju, juri cewek gak bisa konsen dengerin dia ngomong, malah fokus ke muka dia, terus akhirnya secara random ngasih nilai tinggi.

Gue sebagai third speaker yang masih pemula gak bisa berkontribusi banyak saat itu. Momen pas maju, gue pas ngeliat ke arah lawan, gue merasa kayak dibenci banget. Pas gue liat ke arah temen gue, mereka kayak selalu masang muka 'ngomong-lu-masih-kurang-asu.'

Tapi gimana pun pada akhirnya, dengan komposisi tim yang absurd ini, kita bisa meraih juara... harapan 1.

Buat gue sendiri, debat mengubah cara pikir gue menjadi lebih logis dan rajin, membuat gue melihat sesuatu dari sudut pandang yang terkadang gak terpikirkan orang lain, intinya gue gak nyesel sama sekali tau tentang debat, dan malah gue nyesel udah gak bisa debat lagi.

Sekian argumen dari saya, terimakasih.
penulisjournal.


thanks.

-post singkat untuk mengingat lomba debat pertama di hidup gue. post ini gue kasih untuk sahabat debat sinin dan levi.

16.1.15

trip to the jungle.

Jadi untuk mengakhiri tahun 2014 ini, gue bersama 4 orang teman gue memutuskan untuk pergi ke Jungle Land, Sentul.

Bangun dan berangkat jam 7 pagi, padahal baru tidur jam 3 pagi. Hal ini disebabkan 2 dari temen gue nginep di rumah gue, dan seperti nginep-nginep pada umumnya, berisik. Gue gak bisa tidur. Mereka gak kasih gue tidur.

Setelah jemput beberapa temen sisanya, kita mengambil jalan tol, ditemani waze, pergi ke Sentul.

Sampe disana, kita agak menyesal karena gak melakukan riset terlebih dahulu, harga tiket masuk kita hari itu 130k, itu adalah harga promo pake BCA, sementara ada promosi dari Hydro Coco yang harganya jauh lebih pengertian...

Marketing sialan.
Setelah beli tiket, kita foto di depan Jungle Land, terus masuk ke bagian dalam Jungle Land.

Pokoknya gue yang paling ganteng.

Seperti anak-anak lain pada umumnya.
 To be honest, wahana disana gak sebanyak di Dufan, tapi cukup buat bikin gue muntah 2 kali disini.

Gak nyangka gue sanggup naik ini.

Gak serem.

Gue teriak naik ini....

Look at our happy faces :)

 
So long, Jungle Land.

penulisjournal.

adventurer

Satu yang tidak pernah bergerak mundur... waktu. Satu titik pivot dalam hidup adalah ketika gue memutuskan keluar dari full-time vendor wedd...