26.9.14

Ngamen Elit

Di suatu sore, gue dan temen-temen gue berkumpul untuk ngamen.

Tujuan dari ngamen ini dibagi jadi 3:

1. Membantu cari dana buat acara sekolah
2. Nambah uang jajan
3. Berharap direkrut secara tiba-tiba sama tim Indonesia Mencari Bakat yang lagi menyamar nyari orang

Perencanaan kita buat dengan smooth, baik dari lagu, alat musik, lirik dan chordnya, kita siapkan dengan baik dan nyaris sempurna. Sampai akhirnya kita yakin dan berani dengan semangat yang kuat meskipun muka kecapekan karena abis pulang sekolah... Kita sepakat jam 7 malam kita ke salah satu apartemen di daerah Jakarta Utara buat ngamen disana.

Dan seperti biasa, ada macet.
Dan seperti biasa, susah cari parkir.
Dan seperti biasa, NGARET.

Jam setengah 8, akhirnya kita dengan sukses mendarat ke apartemen. Banyak orang-orang lagi pada makan di bagian food court, dan kita dengan rasa malu tapi muka dibuat senormal mungkin berjalan ke arah tengah food court. Dengan awkward kita minta ijin ke om-om yang lagi dengan semangatnya nyanyi lagu Mandarin di tengah-tengah food court itu, dan kita dikasih.


Di saat semua sudah ready layaknya mau konser tunggal. Temen gue dengan pedenya mengambil mic bekas karaoke om Mandarin, lalu setelah beberapa saat, gue baru sadar kalo ternyata suara temen gue itu... Jelek banget.


Fales. Bikin ilfil cewek (dan cowok.)

Tapi, ending dari cerita ini cukup memuaskan kok. Gue dapet banyak uang yang bisa disumbangkan buat acara sekolah, dan sebagian kecil disumbangkan pada kantong kami masing-masing...


Strum,
penulisjournal.

13.9.14

dulu gue pernah suka sama dia, pas SMP.

hari ini gue liat dia di kantin, duduk bareng temen-temen dia. Gue gak berani nyapa, gue cuman berani sebatas dia gak sengaja nengok ke arah gue dan gue panik.

kemarin, gue liat dia sama cowok dia. Gue merasa sedih.

yang dia gak pernah tau, gue masih suka awkward tiap liat dia, sampe sekarang.
yang dia gak pernah tau, gue masih inget sering ngalah main catur supaya dia bisa menang.
yang dia gak pernah tau, gue masih kadang ngeliatin dia dari kejauhan.

dan berharap gue berani ngomong kalo gue suka sama dia.
penulisjournal.

11.9.14

september; quick update

Update mengenai kehidupan gue di sekolah.

---

Hidup gue akhir-akhir ini cukup baik dan enjoyable.

Buat scores gue di sekolah, gue cukup bangga gue bisa dapet nilai-nilai bagus dan sejauh ini belum ada nilai yang berada dibawah standar minimum.

(Layaknya setiap kali gue nonton iklan, selalu muncul kabar gembira dari ekstrak kulit manggis. Jadi setiap kali guru gue bagi nilai, selalu muncul kabar gembira dari kertas hasil ulangan gue.)

Banyak hal-hal lucu yang terjadi di sekolah, banyak temen-temen baru yang unik dan jadi objek buat gue untuk dipelajari dan diteliti supaya bisa jadi temen-temen yang lebih dekat.

Untuk masalah yang gue rasakan paling cuma berupa minor problem. Yaitu penggalauan khas anak SMA 3 yakni bingung mau milih kuliah dimana.

Gue inget dulu pernah nulis di blog ini pengen ngambil IPA, dan ambil teknik elektro.
Tapi semua sekarang berubah setelah 3 tahun. Gue ambil IPS, dan ambil marketing. (So different.)
 
Anyways, sekarang hal yang paling gue pusingkan adalah Universitasnya.

Berasa anak kuliahan

When I choose salah satu univ, ada yang bilang, "Ih jelek."
Waktu gue ganti pilih ke yang lain, temen gue bilang, "Lu yakin mau disitu?"

Belakangan gue baru tau ternyata temen gue milih Univ itu juga, jadi dia gak mau kalo dia dan gue berada di Universitas yang sama...

Gue berharap dimanapun gue berada nanti. Universitas apapun yang gue pilih. Gue bisa sukses.

Calon MABA,
penulisjournal.

7.9.14

terus berjalan dan berubah

Sabtu lalu, gue baru aja melihat 4 orang anak SMP kelas 3 memasuki pintu mall sambil tertawa kencang seolah dunia hanya milik mereka.

Di saat yang bersamaan, gue bergumam dalam hati, 'Gila, gayanya bocah abis.'

Dan gue tiba-tiba flashback kapan terakhir kali gue terlihat seperti itu.
Yang terjadi setelah itu adalah... gue tersadar kalo sekarang gue udah tua di sekolah dan mau lulus.

---

Kalo ditanya apa aja yang gue pelajari selama 3 tahun SMA, gue akan sulit sekali menjawab pertanyaan ini dan mungkin hanya akan dengan simpel berkata, 'Banyak.'

Terlalu banyak hal yang terjadi dan berubah selama gue 3 tahun mengenakan seragam putih abu-abu. Dari perubahan fisik, bentuk rambut, gaya menulis, rasa suka, sampai ke pola pikir.

Semua perubahan yang terjadi dalam hidup gue dipengaruhi oleh banyak hal. Dari temen-temen gue, guru gue, ataupun buku-buku yang gue baca. Dan juga, semua perubahan yang terjadi dalam hidup gue pelan-pelan mengubah dan membentuk gue menjadi orang yang lebih baru.

Sebuah perubahan yang termasuk salah satu yang paling mempengaruhi hidup gue dan yang akan terus tersimpan dalam arsip kecil di otak gue adalah jurusan yang gue pilih di SMA.

Keberadaan gue di IPS awalnya gue rasakan sebagai sebuah kesalahan. Gue gak suka environment berisik dan majority dimana orang-orang pada umumnya malas belajar.

Di IPS akhirnya pelan-pelan gue mulai menjadi malas juga, dan POV gue yang dulunya 'Harus selalu rajin', sekarang bisa terkadang berganti jadi 'Sekarang males aja deh.'

IPS juga memaksa gua secara perlahan untuk menghilangkan rasa suka gue di kelas 10 pada seorang cewek IPA. Dan lagi, IPS juga memaksa gue untuk mencari dan akhirnya menemukan seorang cewek lain di IPS, meskipun berakhir dengan bittersweet yang selalu sakit untuk dikenang.

Akhirnya, karena di IPS gue memiliki banyak waktu luang, gue bisa sering jalan bareng sama temen-temen gue. Gue sekarang jadi lebih suka ngobrol dan lebih suka jalan dibanding gue yang dulunya pendiem dan cinta banget sama rumah.

Sebuah stereotype di otak gue bahwa masuk IPS adalah kesalahan dalam hidup gue akhirnya berubah jadi sebuah keberuntungan buat gue. Gue basically got all the things yang gue mau disini.

Waktu ultah gue dirayain di kelas

Makan jam 2 pagi bareng temen IPS
Mengutip sedikit kalimat dari penulis favorit gue, 'Semua ini terjadi begitu cepat, dalam tempo yang tidak bisa diprediksikan sebelumnya.'

Ini adalah sebuah post yang dibuat karena 7 bulan lagi udah lulus. Terkesan masih lama, tapi gue yakin suatu hari nanti gue akan kembali mencari dan membaca post ini, entah disaat gue udah kuliah ataupun kerja.

IPS,
Penulisjournal.

adventurer

Satu yang tidak pernah bergerak mundur... waktu. Satu titik pivot dalam hidup adalah ketika gue memutuskan keluar dari full-time vendor wedd...