17.3.15

writing the ordinary

Peringatan: ini akan menjadi salah satu post yang cukup wasting time untuk dibaca. (Akan membuang waktu penting sekitar 3-4 menit dalam hidup anda.)

Jadi kalo lu masih lanjut baca tulisan ini sekarang, berarti lu termasuk mereka yang gabut dan gak tau mau ngapain, atau mereka yang penasaran banget sama hidup gue yang gak penting-penting amat. (Tapi gue rasa lu pasti termasuk yang pertama sih...)

Pokoknya jangan salahin gue karena emang post ini gak penting... dan kalo emang uda terlanjur mau baca, yaudah baca aja.

Jenis postingan writing the ordinary adalah jenis post lama yang sering gue buat dulu sewaktu masa-masa labil SMP. Postingan gak bertopik utama, isinya cuma random ordinary life tentang hidup gue aja.

Tepat kemarin, gue baru menyelesaikan semua ujian sekolah yang sempet membuat pagi hari gue diisi dengan rasa ngantuk tapi deg-degan.

Pada suatu pagi sebelum berangkat ke sekolah, gue sedang bermeditasi santai di WC sambil buka Instagram, tiba-tiba suasana WC menjadi agak sedih, karena gue melihat sebuah foto bertuliskan, '1 bulan lagi meninggalkan masa abu-abu.'

Pas baca itu, rasanya gue sedih banget.

Entah kenapa, gue merasa akan kehilangan masa-masa itu. Masa-masa ngatain guru pas lagi belajar, liatin gebetan, ijin ke toilet yang tujuannya bukan buat buang air tapi malah buang waktu, tidur di kelas, bolos pelajaran buat ke kantin... Sedih banget.

---

Lalu sekitar dari 1 minggu yang lalu, gue sudah cukup nekat bawa mobil ke sekolah, sukses sih... tapi parkir gue masih belum layak untuk diapresiasi.

---

Masalah hati gue sudah terhapuskan, gue gak punya perasaan lebih pada manusia lain apapun sekarang ini.

---

Ada hal yang masih harus gue tunggu, dan gue harap semua akan berjalan dengan baik.

---

Okay, it's long enough to be considered as a post, and also a note to myself.

Written,
Penulisjournal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komen biar dapet permen.

adventurer

Satu yang tidak pernah bergerak mundur... waktu. Satu titik pivot dalam hidup adalah ketika gue memutuskan keluar dari full-time vendor wedd...