26.9.15

lost

Gue gak pernah berharap gue akan menulis post ini.
Gue gak pernah berharap saat gue berkata 'Selamat tinggal', berarti lu akan benar-benar meninggalkan kita.

This post was made for a lost brother. (25 September 2015)

Kita pernah janji, suatu saat kita akan ketemu lagi, and when it happens both of us will already be on top. Sadly, janji itu mungkin gak bisa kita tepati. Karena lu udah terlalu cepat berada di atas sana.

Gue merasa hampa dan sedih banget saat tau lu udah gak ada. Berita duka yang gue baca sore itu terasa bohong dan mustahil. Bahkan, gue gak pengen percaya apa yang udah terjadi.

Gue mendadak teringat semua kelakuan konyol kita. Saat SMP, gue dan temen lain nginep di rumah lu dan main PS2 jam 4 subuh, lalu main gitar di sekolah, dan perform band kita di acara akhir tahun. Menurut gue, semua itu baru awal dari perkenalan kita. Masih banyak yang belum kita lakuin bareng dengan temen-temen yang lain.

Ngomong-ngomong soal SMP, thank you banget udah membantu gue mengisi cerita untuk setiap post yang ada di awal blog ini. Mungkin lu gak tau, bahwa gue merasa sangat seneng ketika gue masuk ke kelompok buatan lu. Kelompok cupu kita emang gak keren, apalagi populer. Isinya cuman anak-anak yang aneh dan pendiem. Tapi, gue sangat bangga punya kelompok yang bisa diajak jalan bareng, tempat gue bisa jadi gue sendiri, bahkan sampai kita lulus SMA, dan mulai kuliah.

Ketika kuliah, gue tahu lu akan pergi jauh. Kita gak akan sedeket dulu lagi, kita emang udah punya pemikiran masing-masing yang kadang udah gak gitu nyambung. Saat lu boarding dan gue gak bisa anterin. Gue sempet berpikir, 'Nanti juga bisa ketemu lagi. Begitu gue punya uang sendiri, gue akan beli tiket dan nginep gratis disana.'

Meskipun ternyata sekarang lu pindah terlalu jauh dan sulit untuk dijangkau. Begitu waktunya tiba, gue akan nyusul lu juga, ketika gue sudah on top kayak lu dan memiliki semua yang gue inginkan.

Anyway, thanks karena lu selalu support gue buat sama Juventus, meskipun gue tahu itu gak mungkin. Dan tentang rasa suka lu buat dia, walaupun we both know it's unrequited, lu masih sering berusaha dan gue sangat salut sama lu.

Thank you udah ajarin gue gitar, dan skill gue emang gak pernah berkembang setelah lu pergi. Gitu-gitu aja. Gue berharap nanti lu masih inget dan mau ajarin gue. Karena gue yakin, lu akan terkenal banget disana, jadi salah satu orang yang membuat suasana di sana bahagia dan seru dengan petikan gitar lu.

Gue gak bisa menulis dengan baik sekarang, maaf kalo lu baca ini dan tulisan ini terasa agak off. Gue hanya merasa sekarang ini agak sulit untuk berpikir dengan baik. Tapi, gue harap lu tau, kalau keberadaan lu di hidup gue sangat membantu gue. You were a friend, and a brother to me.

Knowing that, you're gone now. It does feel different.

Echte Liebe,
Penulisjournal.

23.9.15

getting high

Rabu lalu, gue baru minum-minum lagi, bahkan dengan orang-orang yang baru gue kenal, gue mempelajari gaya-gaya favorit cewek saat mabok.

Biasanya ini fase awal, cewek yang suka banget ngomong akan semakin suka ngomong, lalu lama-kelamaan, mereka mulai meningkatkan volume suara dan memulai... gaya teriak-teriak.

Sambil dengerin musik keras dan dubs-dubs, cewek akan menaik-turunkan kepalanya mengikuti beat musiknya, terkadang bisa dari skala yang santai sampe yang sangat kuat. Gue menyebut gaya ini, gaya 'Heads up and down, party hard.'

Setelah minum kebanyakan, mereka bakal mulai mengeluarkan gaya 'Gua-mau-ke-WC'. Biasanya dengan sok kuat, mereka akan berjalan sendiri sambil megang benda apapun di sekitar mereka. Gaya 'Gua-mau-ke-WC' biasanya dikombinasikan dengan satu gaya yang sering banget ngerepotin kaum non-mabok. Which is, gaya jatoh secara ngagetin.

Kalau udah sukses balik dari WC (setelah jatoh berkali-kali), mereka akan melakukan sebuah gaya final, yaitu gaya tidur dimana aja. Biasanya mau gak mau, cewek jenis ini akan merepotkan temannya sampe harus digotong bersama ke mobil.

Burp,
Penulisjournal.

3.9.15

Terminal Pluit

Bus Transjakarta. Transportasi umum berwarna oranye, seharga 4.000 rupiah yang jadi sering gue pakai semenjak masuk kuliah.

Kenek mirip Doraemon
Karena gue gak adalah anak bodoh yang gak tahu jalan, gak bisa baca peta, dan gak punya insting supir yang baik. Akhirnya dengan kendaraan ini gue pergi ke Univ.

Tapi...

Menyesuaikan harganya yang murah, kualitas bus ini juga kadang murahan.

Jarang-jarang halte bisa sesepi ini...

Biar gue kasih lu gambaran, kehidupan anak Untar yang pulang jam 3 siang naik busway.

Diantara 24 jam dalam 1 hari, matahari itu paling panas jam 1-3 siang, dan panas itu tentunya memicu keringat untuk keluar. Jam 3, kebanyakan semua karyawan lagi pada cari makan, jadi kesimpulannya busway padat penumpang, desak-desakan, bau keringet, dan karena kualitas bus yang tidak mendukung. ACnya rusak. Gak perlu gue jelaskan lebih lanjut, kondisinya sedikit kurang agak mirip dengan sauna.

Lalu gue mencari nomor gubernur Jakarta, dan gue sms untuk laporin ketidaklogisan temperatur busway ini. Karena gue yakin, Pak Ahok pasti gak pernah naik busway jam 3 siang.

Lalu, setelah 5 hari naik bus maksiat ini, hati gue menjerit, gue udah gak sanggup lagi... (Dramatis)

Pemandangan sehari-hari
Akhirnya, gue belajar jalan ke Univ, dengan motor.

Positifnya, gue bisa pulang pergi dengan gampang. Negatifnya, bensin jadi berkurang lebih cepat, bukan karena jauh, tapi karena gue, bahkan sampai hari ini masih sering nyasar.

Terimakasih Untar, moral of the story: Jadi orang... jangan bego-bego amet.
Penulisjournal.

adventurer

Satu yang tidak pernah bergerak mundur... waktu. Satu titik pivot dalam hidup adalah ketika gue memutuskan keluar dari full-time vendor wedd...