26.5.15

finale.






 May 23rd, 2015. Graduation Day SMA Tarakanita 2.

Akhirnya gue mencapai akhir halaman dari buku SMA yang sangat panjang ini. Sebuah buku yang kalo gue baca ulang, akan menceritakan seberapa banyak perubahan yang terjadi dalam 3 tahun, dari masa-masa bocah, hidup penuh main-main, dan sekarang menjadi orang yang lebih siap untuk menghadapi masa depan.

Eventually, the end turns out to be a good ending. It was a great adventure. Banyak yang sudah pernah ditulis di blog ini juga. And, finale. Graduated.

senior year ends,
Penulisjournal.

18.5.15

akibat melihat tembok putih

Gue sekarang merasa bego banget karena selalu pengen dianggap dewasa sama orang-orang, dan menjadi dewasa, di umur gue yang belum dewasa.

Gue selalu punya mindset visioner yang selalu menganggap diri gue adalah orang yang sudah dewasa, semua di sekitar gue adalah bocah, dan masalah-masalah yang dihadapin terlalu anak-anak banget. Gue selalu prioritize masalah-masalah yang lebih berat dan mengesampingkan masalah yang gue anggap minor kayak masalah percintaan, gosip-gosip antartemen yang lagi happening, kayak itu gak cukup urgent untuk dipedulikan.

Then it hits me. Sebuah pemikiran yang cukup dalam setelah ngelihatin tembok putih di kamar tidur selama 7 menit.

Pertanyaan pertama adalah kenapa? kenapa gue selalu mengesampingkan masalah minor itu? masalah sebenarnya tetap masalah, terlepas itu besar atau kecil, all I thought adalah it's not quite urgent jadi bisa di solve nanti.

Banyak orang-orang menyesali hidupnya karena simply mereka sama kayak gue, memprioritaskan yang lebih penting atau besar, melupakan yang kecil, sampai akhirnya sadar masalah kecil itu lama-lama jadi besar. Atau mungkin juga mereka mengejar sesuatu yang disebut 'dewasa', sampai merelakan masa-masa 'belum dewasa' nya.

Ibarat puntung rokok yang dibuang sembarangan di hutan, masalah kecilnya adalah seorang penebang terlalu malas untuk mematikan rokok itu, dibuang sembarangan, lama-lama api kecil dari rokok membakar seluruh hutan, terus penebang akan menyesal. Dari penebang yang pengen dapet kenaikan gaji, kerja dengan semangat supaya semakin banyak pohon yang bisa ditebang, dan dijual. Malah akhirnya, semua yang diinginkan in the end gak tercapai.

Simpelnya, kalo gue yang masih umur 17 tahun ini terus-terusan mikirin problem umur 25 tahun. Nanti kalo gue udah 25 tahun, gue mau mikirin apaan? masa gue mau balik mikirin masalah di umur 17 tahun? Masalah nyari pacar yang udah terlalu telat. Temen-temen gue udah pada ngasi undangan nikah, dan gue masih nyari pacar.

All I need to do adalah menyesuaikan problem yang ada pada diri gue dengan usia yang sedang gue jalani.  

"It will be best to let everything shows up on it's own way, and on it's own time."

Kalo gue masih muda, gue harus berpikir muda, dan gak perlu berpikir 'terlalu' dewasa, bukan karena gue masa bodoh dengan kedewasaan. Tapi karena gue gak mau nanti ketika gue dewasa, gue menyesal kenapa dulu gue gak menghidupi dunia remaja gue selagi gue bisa.

Spent 7 minutes thinking, 37 minutes putting it on this post.
Penulisjournal.

15.5.15

stopping right here

Steps that were tiring my legs as we walk far
Then you smile and laugh which wears all fatigue
My heart beats faster, gets warmer
As I see you staying right beside me

It was hard
Knowing you having a hard time
And I can't be the one to help
You wish someone else will help, but I know for sure he won't be there

Then? Why do you keep on seeing him?
I'm sad, my heart felt sick
Waiting here is tiring, I thought about leaving several times
But then you give me a little hope, I come back to stay

I felt nothing while going out with other girls
No one can give me interest as lovely as yours
I love you, I just love you so much
Please be mine. Well... I know you can't be mine :')

---

Choose another guy
I don't give a f*** anymore.
Just joking, don't do it
Yeah f** you. Wait, I mean, I f***ing love you.

I lied a lot
I avoid a lot
Because it was so boring now, you've changed.
Should I change too? Or have I?

A or B?
Stay or leave?
Now I'm becoming stupid over two choices
Or is it you? am I becoming stupid for you?
I don't know, I like you but now I hate you
But I still like you, shit this is confusing

Leave, f*** you, damn girl, stop it.
I can't do this anymore. I'm tired.
Will not reply, will not care.
Yeah, I wish I can do that.

6.5.15

'indomie dua, telor setengah mateng'

Lagi enaknya mimpi, tiba-tiba gue dibangunin.

'Vin... bukain pintu buat mbak, Vin.'

Mbak gue yang sudah tua itu tiba-tiba mau pulang kampung. Ini disebabkan bukan karena dia lupa tanggal lebaran, tapi karena dia dan suaminya yang ada di kampung lagi ada masalah. Katanya sih dia dituduh selingkuh... sama kuli yang ada di sebrang rumah (ternyata hidup seorang mbak-mbak pun bisa kayak di FTV...)

Akhirnya dengan menggunakan semua tenaga dalam yang gue miliki, gue menuruni tangga dan sampai di lantai bawah. Mata gue terbuka sebelah, tanda masih sangat sangat sangaaaaat ngantuk, dan mbak gue masih bisa bilang, 'Vin, ini di cek dulu satu-satu bawaan si mbak...'

Gue dengan mata elang melihat kalo bawaan dia hanya 2 kardus indomie diiket tali, sama satu tas ransel yang sangat gemuk. Gue dengan suara berat dan nada agak ngusir, 'Udah-udah gak usah... sini kuncinya.'

Terus dia keluar dari rumah, gue kunci pintunya. Gue tidur lagi.

Udah kok itu aja.

Gak deh.

Ternyata karena dia pulang, mbak gue gak bisa balik lagi...

Mbak gue ijin pulang kampung selama 1 minggu, di hari ke-4 dia telpon nyokap gue dan ngabarin kalo dia gak dikasih kerja lagi sama suaminya...

(Gue jadi berpikir apa ini salah gue, coba kalo hari itu gue susah dibangunin, dia gak bakal dibukain pintu, dan bakal masih tetap kerja disini...)

Meskipun dia udah cukup tua, agak budek, suka ngomong jawa yang gue gak nangkep dan mobilitasnya agak lambat. Tapi kemampuan bikin Indomie dan telor ceplok setengah mateng dia yang rasanya bintang 5, membuat gue gak bisa merelakan kepergian dia...

Sekarang gue jadi gak bisa bebas jalan-jalan di rumah gak pake baju dan cuma pake kolor... Gue cuma berharap semoga mbak barunya bisa beradaptasi dengan keanehan gue.

mbak... sing ngendi,
Penulisjournal.

5.5.15

untuk kamu disana

'Apa sulitnya sih bilang ke dia kalo lu suka sama dia?'

Gue hanya gak mau semua berakhir sia-sia, lalu hubungan gue dan dia berakhir dengan canggung. Gue sudah tahu dia gak suka gue, meski gue sadar gue punya perasaan sayang yang banget buat dia, tapi kalau emang gak bisa dipaksakan, gue sadar gue harus berhenti.

Terkadang gue mau mengikuti prinsip gue, yaitu gue gak mau hidup dengan penyesalan karena gak melakukan hal-hal yang seharusnya bisa dilakukan, tapi gak gue lakukan. Tapi untuk dia, supaya semua ini memiliki ending yang cukup tenang, gue akan melanggar prinsip itu.

Untuk dia, yang bahkan sampai detik ini, di pikiran dan hatinya mungkin tidak terlintas sedikitpun, perasaan yang gue simpan buat dia.

Ketika menyukai seseorang, tapi tidak terbalas, bahkan lagu favorit dia, sekalipun bernada menyenangkan akan terasa menyedihkan.

Ketika menyukai seseorang, tapi tidak terbalas, dipaksakan bagaimana pun juga, perasaan yang pernah ada akan sangat sulit untuk hilang.

Gue hanya bisa berharap dalam beberapa tahun ke depan, ketika banyak hal sudah berubah, dan gue bertemu lagi dengan dia, kita akan saling melupakan satu sama lain, dan mungkin memulai semua dari awal, sebagai 2 orang yang lebih dari teman.

Atau mungkin, gue hanya bisa berharap dia sadar, kalo gue akan selalu ada di belakangnya dan menunggu dia berbalik.

here i am,
Penulisjournal.

better.

May 4th, 2015.

Gue mengetik post ini dengan perasaan senang dan lega, post ini akhirnya gue bikin juga, post yang menandakan kalo gue akan segera mulai bisnis.

It's quite early for anak seumuran gue, seseorang yang bahkan baru mau masuk kuliah semester 1. Tapi siapa tahu dari hal ini gue bisa belajar lebih, dan mulai lebih awal kan gak ada salahnya juga?

Jadi setelah rapat terakhir kemarin, gue fix melakukan kerjasama dengan salah satu restoran yang ramai dikunjungi orang. Contract agreementnya udah dibuat, tinggal sedikit revisi dan diskusi lagi, Bulan Juni gue akan start.

Gue inget semua berawal dari kamar gue, Desember 2014, ide yang dulu terasa sangat jauh itu sekarang sudah terealisasikan 70%. Semua step meskipun agak lambat akhirnya berjalan juga sesuai harapan.

Akhirnya setelah semua perjuangan gue, interview orang, survey harga, ketidakbisaan gue tidur, gue akhirnya jalan juga.

Semua sudah dipersiapkan dengan matang, dan semoga berhasil sesuai dengan ekspektasi.


Dan akhir kata, gue merasa... gue sekarang sudah mulai bisa tidur lagi.
Penulisjournal.

adventurer

Satu yang tidak pernah bergerak mundur... waktu. Satu titik pivot dalam hidup adalah ketika gue memutuskan keluar dari full-time vendor wedd...