22.6.16

random day at someones 'home'

Yesterday, I was invited by a friend of mine untuk ikut sebuah acara perkumpulan anak-anak Kristen.

The only thing she gave me was this picture.

Designs... pretty good.

Gue tanya itu apa, dia bilang ikut aja. Dia berharap gue ikut, dan jadi... gue ikut.

Alasan gue ikut karena gue (mungkin) agak bosan di rumah, dan I guess I've been shutting down myself with the idea of meeting new people, just a little too much.

Theres a lot of thoughts goes through my head while driving to this place called Abbalove Ministries.

Pertanyaan-pertanyaan kayak apa jangan-jangan gue bakal disuruh kasih persepuluhan pas bayar parkir, apa gue bakal dijeburin di kolam baptis, atau apa gue akan dibacain ayat Kitab Suci sampai jiwa gue keluar.

Shelen (Orang-yang-ngajak-gue-ke-abbalove-ministries) nanya lokasi gue udah dimana. Jalanan sangat macet, dan satu-satunya gedung yang bisa gue sebutkan adalah... Alexis.

Untung aja Alexis belom buka jam segitu.

 Sampai di tempatnya, gue melihat layar hp dan menemukan bahwa batre gue tinggal 10%, oh great. (Dan karena gue pake google maps, batre hp gue jadi lebih cepat habis.)


Hello Jakarta.
Gue naik menuju lobby dan melihat sekumpulan anak-anak yang gue analisa berusia kisaran SMP dan SMA lagi mengelompok. Sementara gue sendirian, pakai baju hitam lengan panjang dan simply said, I look very unapproachable.

Setelah kasih tau Shelen lewat chat, akhirnya gue ketemu sama dia. Dan reaksi dia yang dia berikan adalah, "Gue gak nyangka lo bakal dateng. Gila-gila lo keren banget."

(Gue mungkin gak begitu tahu cara yang tepat untuk menyambut orang, tapi gue yakin kata 'keren' bukan kata yang tepat... (I think she may got some minor brain problem, but yeah...))

Spontaneously, dia kenalin gue ke sekitar 10 orang temen dia dalam waktu kurang dari 5 menit, dan resultsnya. Gue gak inget satupun dari orang-orang itu, baik nama serta mukanya.

Lalu kita berjalan ke arah belakang untuk menemukan... lebih banyak orang lagi untuk dikenal (God, I felt drained.)

Shelen mendudukkan gue bersama temen-temennya yang berasal dari satu daerah yang sama. Ketua dia namanya Ellen dan pada moment itu dia masih sehat. Tapi satu hal yang gue gak tau, 40 menit setelah pertemuan pertama kita menit itu, kaki dia berubah keseleo... gara-gara main Just Dance di Xbox. (Enggak kok, gue bukan pengaruh buruk.)

Skip, skip. Gue duduk bersama sekawanan manusia, dengerin lagu dan cuman tepuk tangan dan gak ikutan nyanyi karena gue gak tau liriknya, lalu lanjut ke dengerin pembimbingnya dan I have to admit, he was good at speaking. Lalu kita makan, dan santai-santai.

And thats it, acaranya selesai gitu aja.
Penulisjournal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komen biar dapet permen.

adventurer

Satu yang tidak pernah bergerak mundur... waktu. Satu titik pivot dalam hidup adalah ketika gue memutuskan keluar dari full-time vendor wedd...