12.10.20

lari jam 7.30

 seharian dirumah itu enak. seenggaknya untuk seorang introvert seperti gue.


gue bangun jam 7.30 pagi hari ini. karena kemaren diajak lari pagi, sama dua ekor temen gue.

gue chat si A, gak ada kabar. setelah jam menunjukkan pukul 8, gue memutuskan untuk contact temen satu lagi dan mendapat info kalo si A yang ngajak lari, malah gak bangun.

(bangke tau gini kan gue bisa tidur sampe siang.)

---

gue orangnya kalo udah bangun, susah tidur lagi. akhirnya gue gak tidur lagi, dan kerja sampe tiba-tiba muncul chat klarifikasi dari A, kalo dia udah sempet bangun jam 7 dan ketiduran. (gatau ini bohong apa engga, intinya dia yang ngajak malah dia yang gak jalan. bangke.)

---

skip skip,

akhirnya hari ini kita jadi lari, tapi jam 7.30 malem. awalnya gue mau sepedaan aja, takut kena php dua kali. tiba-tiba di chat, "otw."


ya seenggaknya jadi,

penulisjournal.



happy with stories

setiap bangun pagi, hal pertama yang gue lakukan adalah ngambil hp buat cek jam, lalu buka instagram dan liat ig stories.

ada yang habis makan enak, disurprise-in ulang tahun, dibeliin bunga sama pacarnya, nongkrong sepedaan rame-rame, pamerin jem tangan, married, pergi ke luar negri, ya pokoknya banyak.

dan rata-rata yang gue lihat adalah emosi-emosi positif... yang anehnya malah membuat gue terkadang jadi negatif dan berpikir,


"kok gua gak sehepi mereka ya?"


...


lalu setelah gue berpikir lagi, ternyata bener juga kata orang-orang kalo instagram itu toxic.

secara gak sadar, mudah banget untuk kita mengakses informasi dan melihat kebahagiaan orang lain. dan jadi mudah juga untuk constantly ngebandingin hidup "bahagia" mereka dengan hidup diri sendiri.


nontonin ig stories kebanyakan bikin gue berpikir kalo, "hidup gue flat banget ya cuman bangun tidur, makan, kerja, terus tidur lagi."


secara gak sadar lagi, berkat ig stories gue membuat standar minimum kebahagiaan gue semakin tinggi.


seakan-akan kalo gak punya pacar, gue gak akan hepi. 

kalo belom jalan sama temen tiga kali seminggu, gue gak akan hepi.

atau kalo belom travel keliling dunia, gue gak akan hepi.


ya padahal yang orang-orang gak sadari, gak mungkin juga orang hidup setiap hari se-happy itu. 

apa yang kita lihat di ig stories itu sebenernya ya highlights aja, sesuatu yang udah dipilih untuk dinikmati orang-orang.


ibaratnya dalam satu hari, paginya kena macet, siang makan bareng temen-temen di restoran, sore berantem sama pacar, malem kerjain deadline.


tapi yang di post di ig story cuman pas makan bareng temen aja.


see how our society shapes our mind nowadays? toxic isn't it?


jadi sebuah pertanyaan untuk teman-teman gue yang hobi post ig stories,

"are you really that happy? or just pretending to be happy?"

4.7.20

sampai jadi debu



Hai,

Ingatkah kamu saat kita masih sedekat nadi, sebelum sejauh matahari?

Ketika kita masih mengisi hari satu sama lain. Menertawakan cerita di malam perjalanan pulang ke rumah.
Pada tengah malam, aku berdoa dan tersadar, bahwa kamu telah mendiami ruang dalam hatiku.

Aku pernah bilang kalau lagu ini mewakili perasaanku.
Sampai saat ini. Bahkan ketika ku tak lagi melihat sudut wajahmu.

Ketika "kita" sudah bukan lagi kata yang kugunakan untuk aku dan kamu.
Ketika “kamu” meninggalkan “kita”.

Saat mengingatmu, kupejamkan mata dan terus mengulang lagu ini.
Percayalah, banyak rindu yang berusaha keras membongkar pertahananku, sembari menuang tulisan ini.

Dan untuk kamu, yang suatu saat mampir dan membaca ini.

Apa kabarmu? Bagaimana hari-harimu?

Begitu banyak hal yang ku ingin tanyakan. Namun hati ini rapuh.

Maaf atas hal kecil yang sering membuatmu marah,
Atas niat baikku yang selalu kau pandang salah,

Pada tengah malam, aku masih terus berdoa, agar kamu baik-baik saja disana.

Kita pernah melengkapi satu sama lain.
Langkah kita pernah seirama.
Doa kita pernah satu rupa,
Tangan kita pernah tak hendak melepas.

Aku hanya ingin kau tahu, bahwa hari ini aku memikirkanmu.
Dan aku tak tahu lagi dirimu ada dimana. Sudah lama kita tidak menyapa.

Namun bahagialah. Karena aku pun bahagia bila ini maumu.
Dari aku yang masih mengingatmu, terima kasih.

16.6.20

voor dilan #iv - kaulah ahlinya bagiku

aku kira pasti kamu,
saat aku berpikir menikahimu.

bertumbuh bersama,
semua sesederhana itu,
tanpa ragu.

walau realita ini pahit,
jujur dan sakit.

namun inilah yang terjadi,
dan biarlah semua menjadi kenangan.

aku mengingatmu,
dan hanya kebaikanmu.

dimana kamu?
bahagiakah kamu?

sampai waktu ini dituangkan,
aku masih terkadang meragukan realita ini.

bahwa hidupku saat ini,
tidak lagi seperti dahulu.

jujur hatiku tidak lagi mau kamu,
yang palsu, bahkan untukku.

tidak bisa lagi kutemui kejujuran,
tidak bisa lagi kupercaya.

hidup dalam kenangan palsu,
terkadang bisa menyenangkan.

10.1.20

a goodbye letter.

Hey,

if you ever read this by chance.

I just want you to listen to this song, because it explains more than how I can put my feelings for you.





Rich Brian’s “Drive Safe” seems to feature two distinct narrative, in the first verse, Brian is seemingly reminiscing on the past in relation to where his life is headed. Thus the song begins with him alluding to the day that he decided to “go rogue”, as in break away “from the pack” and do his own thing. And in doing so he faces both external and internal challenges. However, he has apparently stayed committed to achieving his goals, even though to date he has not definitively realized them. (I know that I put much effort to my career. I lost you because I give you freedoms to be whoever you want and I never regret that it ends up this way.)


But the tone of the chorus and specifically the second verse is different. The second verse (even though it features Rich briefly rapping about himself) is mostly dedicated to what appears to be a romantic interest who he now has a “broken” relationship with. But apparently they are still involved. Indeed the titular term “drive safe”, which is found in the chorus, is directed specifically towards her. And what Rich seems to be telling her is basically to be cautious, in a general sense, concerning how she conducts her life. (We are broken and in the end I still want you to 'drive safe' on your own.)

Indeed on a wider scale, considering the intrinsic ambiguity of the first verse, it can be concluded that Rich is also imparting this selfsame message not only to himself but also the listening audience. And in that regard, the sentiment he seems to be putting forth is that once again people should be cautious and arguably even diligent in the pursuit of their dreams, especially when they are so deep in the quest that there is no turning back. But for the most part this a love song, where Brian is telling his significant other to know that she indeed means a lot to him. Furthermore he tells her that she should be careful in choosing her movements also. (Now, I know this is the path that I chose and there is no turning back. you did mean a lot to me... but I moved on. Now that we are on our own path, please be cautious for whatever you do.)

Thank you for your time.

you know who you are,
Penulisjournal.

25.11.19

sebuah titik baru

setahun lewat lagi dan hal yang sama kembali terjadi.

semacam final destination di real life yang gak bisa dihindari, karena memang jika udah meant to end ya pasti akan mati juga sesuai rencananya.

mungkin yang kebanyakan orang bilang ketika sebuah hubungan berakhir, kita hanya perlu mengingat semua yang manis dan melupakan yang pahit.

Namun buat gua, lebih baik untuk melupakan semuanya.

Karena tanpa dia, semua yang manis pun akan menjadi pahit, dan hidup terus dalam kepahitan seperti ini cuma akan menyiksa aja.

Gak perlu nyesel juga semua yang udah terlewati, seenggaknya banyak pelajaran mendewasakan yang bisa mendorong gua untuk semakin berkembang.

Menarik nafas yang dalam, gua berdoa agar semua yang terjadi dalam hidup gua akan menjadi lebih baik.

Masalah dan cobaan akan terus datang dan mungkin akan sulit untuk menghilangkan beberapa kebiasaan lama, tetapi seiring berjalannya waktu.


Aku pasti bisa,
Penulisjournal.

-
terimakasih.

25.10.19

sebuah halaman di 25 oktober

hi everyone,

segini lamanya ga bercerita lewat tulisan, gue sampe bingung mau mulai darimana.

ratusan hari yang terlewati ini gak hanya lewat begitu aja, setiap harinya mengajarkan dan mengubah gue, menjadi sebuah progres yang jauh berbeda bila dibandingkan gue di awal tahun ini.

sekarang ini gue kerja sebagai freelancer, bukan pengangguran karena gue punya penghasilan, tapi konsep kerjanya emang agak mirip sama pengangguran.

gue suka sama kerjaan gue, kerjaan yang bikin gue belajar banyak hal baru dan ketemu orang baru. dari gue yang introvert banget sampe harus beradaptasi dan ikut-ikutan menjadi extrovert.

kerjaan dimana gue gak terikat waktu 9 to 5, ga harus bangun pagi dan kena macet.

gue sadar juga, sekarang gue mulai nyaman dengan situasi yang ada. dengan lingkungan kerja, dengan penghasilan yang ada dan dengan semua yang terjadi so far.

tapi gue bukanlah orang yang suka dengan stabilitas. so starting from now, i will be challenging myself more to do anything that i dont like doing.

its funny how in a year, every single thing that you once wanted and had in mind, sekarang jadi jauh berbeda setelah lu menemukan banyak hal lain dalam hidup.

gue berharap kedepannya hidup gue akan jauh lebih seru aja, gue ga wish for menjadi lebih kaya, gue cuman berharap banyak ups and downs yang bisa bikin hidup gue jauh lebih punya banyak cerita.

1.1,
penulisjournal.

4.9.19

10 years from now.

to: 31 years old me.


first and foremost, semoga lu selalu bahagia. gua harap lu bisa achieve semua mimpi yang sekarang lagi lu kejer. Di saat sekarang lu masih sangat bingung how everything will turns out, masih ragu dan takut, gua harap sekarang udah terjawab.

sekarang gua lagi bingung-bingungnya dalam menampung pundi-pundi uang. mau invest ke saham, properti atau buka usaha? coba kalo lu bisa kasih tau gua, mungkin sekarang kita udah lebih kaya dari Bill Gates.

gua harap lu marry the love of your life, punya keluarga yang seru dan fun to be with. bisa anter anak lu ke sekolah, jemput istri lu dari kesibukan dia, pergi gereja bareng dan punya banyak foto-foto yang bahagia.

semoga kedua orang tua lu bangga punya anak kayak lu. dan mereka bisa lu bahagiakan selalu.

gua berharap juga, lu gak punya bad habits, but if you have one right now, semoga bisa hilang dengan cepat.

lu tau saat ini gua beberapa kali bisa merasakan depresi dan ragu. tapi walau begitu gua tetep mau coba dan akhirnya mencapai titik yang sekarang lagi lu rasain. apapun yang mungkin terjadi di saat lu baca tulisan ini, selalu inget pesan dari gua, jadilah bahagia dan jujur apa adanya.

from 21 years old me.

29.12.18

Hiatus

And here goes my 2018s Resolution:

1. To join or work for some big-time videography company
2. Finding new source of income
3. Travel more, post more
4. Learn new skills other than video editing
5. Being together with her until next new year
6. Buy a proper editing laptop (But definitely not a macbook)
7. Create many visualstories for my Instagram (At least once a month)
8. Raise my Instagram followers to 2.000 or more (Which kinda sounds impossible... and useless)
9. Better than those amazing talented videographers on YouTube
10. Bahagia.

Hai.

Kenalin, gue Dion dan mungkin ini akan jadi post terakhir gue.
(Pasti aneh ya, untuk kalian yang baru pertama kali baca tapi tau-tau udah post terakhir aja, hahaha)

Anyway, gue berterima kasih banget buat siapapun yang menciptakan blogspot. Karena gue merasa curhat lewat ketikan jauh lebih seru ketimbang curhat sama manusia, walaupun yang baca blog ini ujung-ujungnya manusia juga.

Sedikit mengevaluasi resolusi tahun ini. Gue sekarang kerja di salah satu wedding vendor di Jakarta. Tentunya gue post lebih banyak tahun ini, walaupun kebanyakan adalah hasil kerjaan gue sendiri. 

Gue sempet ke Makasar, Puncak dan Bali tahun ini buat kerja dan jalan-jalan. Gak sempet belajar skill baru apa-apa, agak sedih karena sadar setahun berlalu sia-sia.

Nelen ludah sendiri, gue pake macbook sambil ngetik tulisan ini. Visualstories juga gak jalan, dikalahkan oleh deadline video kerjaan yang selalu menumpuk.

Followers gue, hampir 2 ribu lah. Sekarang sih udah 1.842.

Jadi, apakah gue bahagia?

Tahun ini membuat gue jadi bisa bacot buat ngobrol, semakin sombong dan receh.
Gue juga udah gak ragu sama diri sendiri dengan hasil video yang udah gue buat.

Mungkin tips untuk siapapun yang baca ini, semua hal akan sucks di awal, tapi ketika lu memutuskan untuk gak nyerah, lu akan sampai di titik dimana lu merasa proses itu yang terpenting, bukan tujuan akhirnya.

Menutup tahun ini, gue juga mau menutup kebiasaan gue untuk menulis. 
Gue memulai wadah ini dari SMP sampe sekarang udah jadi mahasiswa semester akhir. Tujuh tahun gue bercerita di blog ini supaya gue gak lupa apa aja yang udah gue lewatin selama ini.

Sekarang gue udah bisa mengingatnya sendiri, lewat video-video yang gue buat. Simpelnya, gue sekarang menulis melalui visual.


Resolusi gue untuk 2019:
1. Buka studio foto
2. Jalan ke luar negeri
3. Bisa main piano
4. Youtube 100 subscribers
5. Buka restoran
6. Jadi pembicara
7. Punya apartemen
8. Belajar bahasa Mandarin
9. Kenal lebih banyak orang lagi
10. Tetap bahagia.

Sampai bertemu lagi,
Penulisjournal.

20.10.18

Bahagia.

Aku, bahagia.

Dalam novel tahun ini, setiap chapter memiliki keunikannya masing-masing.
Sebagai penulis, aku puas dengan penempatan setiap cerita yang saling melengkapi.

Aku telah menghilang untuk waktu yang cukup lama.
Namun aku tak merasa kehilangan.

Entah berapa lama aku melupakan rasanya api.
Semangatku yang meluap, serta lupa akan ketakutan.

Aku yang dahulu, rapuh.
Aku yang kini, bahagia.

Penulisjournal.

6.9.18

Untuk memori di masa lalu

Gue kangen sama semua kebodohan yang sempat tertuang dalam blog ini. Inilah yang membuat gue kembali menulis untuk satu kali lagi.

Kepada memori Senin pagi saat aku mengendarai motor,
Terkena kepulan asap hingga melepas helm dan bergerak masuk ke dalam ruang kelas,
Duduk pada bangku yang sama,
Menunggu dering bel sambil menahan rasa kantuk,
Tak terasa waktuku tiba untuk makan,
Bersama mereka yang selalu tertawa bersamaku.

Ketika kelas berakhir, semua menjadi sebuah petualangan dengan memori yang berbeda-beda.
Pergi nonton, makan es krim, shisha, pergi les, curhat, nongkrong atau mungkin muay thai.

Hahaha, gue kangen banget.

Apa kabarmu sekarang? siapapun yang sedang membaca tulisan ini? Gue tau sih yang baca blog gue paling itu-itu doang juga hahaha, anyway welcome back if you are reading this.

Now everything seems so off, don't you think?

Waktu yang udah terlewati ini membuat gue bukanlah gue yang dulu lagi.
Dan pastinya juga, kalian yang membaca ini udah banyak berubah... mungkin gue sendiri juga akan takut bila bertemu dengan kalian.

Karena gue... takut untuk menghadapi dan menerima, perubahan yang telah terjadi.

Apa kabar?
Penulisjournal.

hidup yang tidak sempurna

"Terakhir kali makan indomie kapan?" "Mungkin 2 tahun lalu kali ya, itu pun gak sengaja karena ditawarin." Kata Sam, tem...